Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mimin Dwi Hartono
Staf Senior Komnas HAM

Staf senior Komnas HAM yang saat ini bertugas sebagai Plt Kepala Bagian Penyuluhan dan Kasubag Teknologi Informasi Komnas HAM. Pada 2006-2015, bertugas sebagai pemantau/penyelidik Komnas HAM. Hobi menulis, membaca, dan camping.

Menyoal Indeks Kebahagiaan Orang Indonesia Setelah 72 Tahun Merdeka

Kompas.com - 22/08/2017, 20:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Indeks Kebahagian orang kota ternyata lebih tinggi dari orang desa, yaitu 71,64 berbanding 69,57. Laki-laki juga lebih bahagia daripada wanita, yaitu 71,12 berbanding 70,30.

Dari sisi usia, orang dengan usia di bawah 24 tahun mempunyai skor yang tertinggi dibandingkan kelompok usia yang lain, yaitu 71,13, dan usia 40-64 dengan skor 70,69.

Dari aspek wilayah, ternyata penduduk di Maluku Utara mempunyai skor Indeks Kebahagian yang tertinggi yaitu 75,68. Artinya, lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu 70,69 dan Jakarta yaitu 71,33. Indeks Kebahagiaan terrendah adalah Papua, yaitu 67,52.

Tingginya Indeks Kebahagiaan di Maluku Utara dan Maluku, karena ditopang oleh adanya hubungan sosial yang baik dan harmonis. Rasa kebersamaan dan toleransi yang tinggi di kedua wilayah itu telah berdampak pada perasaan bahagia penduduknya.

Dari kacamata Amartya Sen, masyarakat Maluku Utara dan Maluku secara kolektif merasakan dan menikmati rasa aman di lingkungannya, saling menjaga dan peduli satu dengan yang lain.
Sedangkan secara individual, Indeks Kebahagian orang Jakarta dari sisi kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan lebih baik. Namun, secara kolektif, lebih rendah.

Dari survei tersebut, secara umum menurut BPS, kebahagiaan orang Indonesia meningkat. Namun, ada catatan khusus bahwa indeks kebahagiaan dari sisi pendidikan dan keterampilan, sebagai salah satu ukuran kebahagiaan dan kemampuan seseorang mencapai apa yang diinginkan, masih sangat rendah yaitu 59,90.

Di samping itu, kesenjangan pendidikan dan keterampilan sangat tajam, misalnya antara Jakarta dan Papua.

Baca juga: Lomba Unik Peringati HUT RI, Balap Karung Pakai Helm "Full Face"

Dengan demikian, dari survei BPS, masyarakat Indonesia lebih bahagia. Akan tetapi, indikator penting yaitu pendidikan dan keterampilan, masih harus ditingkatkan dan dilakukan pemerataan.

Hal ini agar orang Indonesia mampu memiliki daya saing secara personal dan wilayah, sehingga pada akhirnya memiliki kemampuan (capability) untuk mencapai apa yang kebahagiaan diinginkan (freedom from want).

Demikian pula dengan aspek keamanan dan kenyamanan secara kolektif, pemerintah harus memperbaikinya, dengan mendorong dan mempromosikan perilaku yang toleran, tepa salira, dan menghargai setiap perbedaan sebagai kekuatan dan kekayaan bangsa serta menghormati hak asasi manusia.

Dengan demikian, kebahagiaan sebagai salah satu ukuran keberhasilan pembangunan dan penikmatan hak asasi manusia, akan lebih tercapai dan dirasakan segenap lapisan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Cermati 'Presidential Club' yang Digagas Prabowo

Megawati Cermati "Presidential Club" yang Digagas Prabowo

Nasional
Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Dilaporkan ke MKMK, Diduga Sewa Pengacara Sengketa Pileg untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Pascaerupsi Gunung Ruang, BPPSDM KP Lakukan “Trauma Healing” bagi Warga Terdampak

Nasional
Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Momen Jokowi Bersimpuh Sambil Makan Pisang Saat Kunjungi Pasar di Sultra

Nasional
Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Jokowi Jelaskan Alasan RI Masih Impor Beras dari Sejumlah Negara

Nasional
Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Kecelakaan Bus di Subang, Kompolnas Sebut PO Bus Bisa Kena Sanksi jika Terbukti Lakukan Kesalahan

Nasional
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain

Nasional
Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Layani Jemaah Haji, KKHI Madinah Siapkan UGD dan 10 Ambulans

Nasional
Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Saksi Sebut Kumpulkan Uang Rp 600 juta dari Sisa Anggaran Rapat untuk SYL Kunjungan ke Brasil

Nasional
Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Tata Kelola Makan Siang Gratis

Tata Kelola Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com