Indeks Kebahagian orang kota ternyata lebih tinggi dari orang desa, yaitu 71,64 berbanding 69,57. Laki-laki juga lebih bahagia daripada wanita, yaitu 71,12 berbanding 70,30.
Dari sisi usia, orang dengan usia di bawah 24 tahun mempunyai skor yang tertinggi dibandingkan kelompok usia yang lain, yaitu 71,13, dan usia 40-64 dengan skor 70,69.
Dari aspek wilayah, ternyata penduduk di Maluku Utara mempunyai skor Indeks Kebahagian yang tertinggi yaitu 75,68. Artinya, lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu 70,69 dan Jakarta yaitu 71,33. Indeks Kebahagiaan terrendah adalah Papua, yaitu 67,52.
Tingginya Indeks Kebahagiaan di Maluku Utara dan Maluku, karena ditopang oleh adanya hubungan sosial yang baik dan harmonis. Rasa kebersamaan dan toleransi yang tinggi di kedua wilayah itu telah berdampak pada perasaan bahagia penduduknya.
Dari kacamata Amartya Sen, masyarakat Maluku Utara dan Maluku secara kolektif merasakan dan menikmati rasa aman di lingkungannya, saling menjaga dan peduli satu dengan yang lain.
Sedangkan secara individual, Indeks Kebahagian orang Jakarta dari sisi kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan lebih baik. Namun, secara kolektif, lebih rendah.
Dari survei tersebut, secara umum menurut BPS, kebahagiaan orang Indonesia meningkat. Namun, ada catatan khusus bahwa indeks kebahagiaan dari sisi pendidikan dan keterampilan, sebagai salah satu ukuran kebahagiaan dan kemampuan seseorang mencapai apa yang diinginkan, masih sangat rendah yaitu 59,90.
Di samping itu, kesenjangan pendidikan dan keterampilan sangat tajam, misalnya antara Jakarta dan Papua.
Baca juga: Lomba Unik Peringati HUT RI, Balap Karung Pakai Helm "Full Face"
Dengan demikian, dari survei BPS, masyarakat Indonesia lebih bahagia. Akan tetapi, indikator penting yaitu pendidikan dan keterampilan, masih harus ditingkatkan dan dilakukan pemerataan.
Hal ini agar orang Indonesia mampu memiliki daya saing secara personal dan wilayah, sehingga pada akhirnya memiliki kemampuan (capability) untuk mencapai apa yang kebahagiaan diinginkan (freedom from want).
Demikian pula dengan aspek keamanan dan kenyamanan secara kolektif, pemerintah harus memperbaikinya, dengan mendorong dan mempromosikan perilaku yang toleran, tepa salira, dan menghargai setiap perbedaan sebagai kekuatan dan kekayaan bangsa serta menghormati hak asasi manusia.
Dengan demikian, kebahagiaan sebagai salah satu ukuran keberhasilan pembangunan dan penikmatan hak asasi manusia, akan lebih tercapai dan dirasakan segenap lapisan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.