Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Atur Waktu untuk Bertemu Istri dan Ibu Novel Baswedan

Kompas.com - 21/08/2017, 12:00 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo sudah mengetahui keinginan istri dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda, untuk bertemu dengan dirinya.

Surat dari Rina Emilda sudah diserahkan kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno beberapa waktu lalu.

Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo sudah memberitahukan langsung ke Jokowi perihal keberadaan surat tersebut.

"Saya juga sudah sampaikan ke Presiden. Memang ada permintaan ketemu, disampaikan langsung oleh keluarganya Novel, dan kebetulan saya mendengar juga soal itu dan saya sampaikan," kata Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/8/2017).

Menurut Johan, Presiden Jokowi tidak masalah dengan permintaan tersebut. Apalagi, kata dia, permintaan untuk bertemu tersebut bertujuan untuk mengucapkan terima kasih karena biaya pengobatan Novel selama di Singapura ditanggung oleh negara.

Presiden akan mencari waktu yang tepat untuk mengundang istri Novel ke Istana Kepresidenan.

"Dan malah Presiden mention, sebaiknya sama ibunya (Novel) juga," kata Johan.

"Nanti dilihat waktunya. Kan Novel sekarang kan masih operasi. Dan butuh keluarganya juga kan," ujar dia.

(Baca juga: Kontras Menilai Jokowi Hanya Jaga "Image" dalam Kasus Novel)

Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal sejak 11 April lalu. Namun hingga kini, pihak kepolisian belum juga menangkap penyerang Novel.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak sebelumnya mengaku sudah menyampaikan surat yang diajukan Istri Novel kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

(Baca: Istri Novel Ajukan Surat untuk Bertemu Jokowi)

Dahnil berharap Presiden bersedia menerima Emil untuk mendengarkan beberapa pandangan dan informasi langsung dari anggota keluarga Novel Baswedan, serta bisa memahami kondisi kebatinan seorang istri dan ibu.

"Di mana suami dan ayah dari anak-anaknya, yakni Novel Baswedan, yang berjuang untuk melawan korupsi bagi kepentingan negara, selalu terancam hidupnya," ucap Dahnil, Senin (14/7/2017).

Dahnil berharap, setelah bertemu dengan Emil nanti, Presiden bisa mengambil keputusan dalam upaya menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap Novel. Salah satunya yakni dengan membentuk tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kasus ini.

Kompas TV Novel Baswedan Jalani Rangkaian Operasi Mulai Hari Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com