Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPSK Surati KPK soal Rekomendasi Perlindungan Saksi Kasus E-KTP

Kompas.com - 15/08/2017, 17:55 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai mengatakan, LPSK akan segera mengirimkan surat kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal ini dilakukan LPSK karena hingga saat ini belum ada permintaan rekomendasi untuk melindungi saksi kasus e-KTP oleh KPK.

Pekan lalu, Johannes Marliem, yang disebut sebagai saksi kunci kasus e-KTP, meninggal dunia di Amerika Serikat (AS).

Meski kematiannya masih misteris, ia diduga kuat meninggal karena bunuh diri.

"Kasus e-KTP, rekomendasi untuk melindungi saksi belum ada sampai sekarang. Kami akan bersurat ke KPK. Saksi-saksi kunci yang rentan agar bisa direkomendasikan untuk dilindungi. Agar pengalaman yang terjadi tidak terulang," kata Semendawai, di Jakarta, Selasa (15/8/2017).

Baca: Akhir Juli, LPSK Pernah Tawarkan Perlindungan kepada Johannes Marliem

 

Menurut Semendawai, dengan adanya rekomendasi, LPSK akan lebih mudah mengidentifikasi siapa saja yang harus mendapatkan perlindungan.

"Jadi kuncinya lebih pada meningkatkan kerja sama antar-instansi. Dulu sudah ada MoU. Dalam beberapa kasus jalan, tapi ada juga kasus lain yang tidak jalan," kata Semendawai.

"Ini pembelajaran buat kami (KPK-LPSK). Masing-masing memang kelihatannya jalan sendiri-sendiri. Meskipun banyak juga kasus dari KPK saksinya kami tangani," lanjut dia.

Semendawai menegaskan, surat tersebut akan segera dikirimkan dalam waktu dekat.

"Tapi kalau KPK enggan kirim rekomendasi, kami ya tak bisa memaksa. Itu kan terkait independensi KPK. Kami hanya imbau KPK. Jika ada saksi-saksi yang perlu dilindungi kami minta rekomendasi KPK segera kepada kami," kata dia.

Kompas TV KPK Sebut Johannes Marliem Bukan Saksi Kunci Kasus e-KTP

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com