Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Sukhoi Rasa Kopi!

Kompas.com - 10/08/2017, 06:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita, dalam siaran pers tanggal 4 Agustus mengatakan, “Imbal dagang di bawah supervisi kedua pemerintah (Republik Indonesia dan Rusia) diharapkan dapat segera direalisasikan melalui pertukaran 11 pesawat terbang tempur Sukhoi SU-35 dengan sejumlah produk ekspor Indonesia mulai dari kopi dan teh hingga minyak kelapa sawit dan produk-produk industri strategis pertahanan.” Baca: Indonesia Barter Kopi, Teh dan CPO dengan 11 Pesawat Sukhoi dari Rusia

Dengan penjelasan ini maka berakhirlah seluruh spekulasi yang beredar selama ini tentang pesawat apa gerangan yang akan dipilih sebagai generasi penerus pesawat F-5E tiger II, Light Fighter Aircraft buatan tahun 1970-an yang merupakan pengembangan dari pesawat latih T-38 Talon.

Di tahun 1970-an, sebagian besar sekolah penerbangan di Amerika menggunakan T-38 Talon sebagai pesawat latih pada fase "advance" atau tingkat lanjut.

Angkatan Udara Indonesia sebenarnya sudah cukup lama ancang-ancang untuk mencari pesawat tempur sebagai pengganti pesawat F-5E tiger II.

Konon, selain Su-35 yang sudah dipilih, ada beberapa jenis pesawat terbang tempur yang masuk dalam daftar pilihan tersebut, di antaranya adalah Eurofighter Typhoon buatan konsorsium beberapa pabrik pesawat di Eropa, Dassaults Rafale buatan Perancis, F-16 V Viper, dan SAAB JAS 39 Gripen produk Swedia.

Sukhoi-35 adalah pesawat fighter, single seat - twin engine yang "super manuverable multi role aircraft". Pesawat ini didesain oleh Sukhoi dan dibangun oleh KnAAPO (Komsomolosk on Amur Aircraft Production Association).

Untuk diketahui, pesawat Su-35 yang disebut NATO sebagai Flanker-E merupakan penyempurnaan dari produk sebelumnya yaitu pesawat Su-27.

Kemungkinan besar pilihan jatuh kepada Su-35, selain dapat diperoleh dengan cara "tukar-kopi", adalah karena Indonesia selama ini sudah cukup familiar dengan pesawat-pesawat Su-27SK dan Su-30 MK2 yang perbedaannya secara teknikal dengan Su-35 tidak terlalu jauh sebagai sebuah sistem senjata.

Kecepatan maksimal yang dapat dicapai oleh Su-35 adalah 1.563 mph atau lebih kurang 2.500 Kph. Pesawat ini dapat mencapai jarak sejauh 3.600 Km.

Sebagai produk berteknologi mutakhir pesawat Su-35 diterbangkan untuk pertamakali di bulan Mei tahun 1988.

Pesawat ini memiliki panjang badan hampir mencapai 22 meter dan kelebaran bentangan sayap sejauh 15,5 meter. Kecepatan rata-rata pada saat tebang jelajah adalah lebih kurang dari 1.400 Kph.

Proses pemilihan dalam perencanaan pengadaan pesawat terbang tempur memang tidaklah sederhana. Selain harga yang tidak murah, konsumen biasanya dihadapkan kepada pilihan-pilihan yang cukup banyak opsinya.

Dalam membeli pesawat, akan banyak pula faktor yang mengiringinya untuk dipertimbangkan masak-masak. Tidak hanya spesifikasi teknis yang berhubungan langsung dengan taktik dan teknik penggunaan pesawat sebagai sistem senjata, tapi juga ada sejumlah hal lain yang harus diperhitungkan dengan tuntas.

Sistem pemeliharaan pesawat akan berkait dengan pola penanganan mesin serta sistem lain yang berhubungan dengan peralatan avionic.

Belum lagi perabotan yang digunakan sebagai peralatan utama baik untuk menerbangkan pesawat maupun dalam konteks penggunaan persenjataan yang digunakan dalam sistem pesawat terbang.

Kalkulasi dari semua itu sebenarnya akan bermuara di status yang dikenal sebagai "combat readiness".

Nah, pada perhitungan yang langsung berhubungan dengan kesiapan tempur itulah, maka peranan dukungan administrasi dan logistik akan menjadi tulang punggung pada proses perencanaan kesiapan tempur.

Pada titik inilah maka kesiapan "spare-parts" pesawat dan peralatan pendukungnya yang terlihat "sepele" ternyata kemudian menjadi peran sentral juga pada target operasi yang menuntut kesiapan tinggi. Belum lagi dalam proses menyiapkan sumber daya manusia yang harus mengawakinya, terutama para pilot dan teknisi pesawat terbang.

Harapannya adalah dengan telah dipilihnya pesawat Su-35, maka pola pertahanan udara nasional dapat disempurnakan lebih baik lagi ke depan. Para pilot dan teknisi Angkatan Udara sudah membuktikan dirinya tangguh dan terampil dalam mengawaki pesawat terbang tempur berteknologi mutakhir.

Selamat datang Su-35, walau di luar sana banyak juga keluar selorohan yang mengatakan sebagai Sukhoi rasa kopi. Selorohan yang pasti tidaklah bermakna negatif tentunya, kecuali bagi mereka yang sudah kehilangan "sense of humor".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com