Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Kehilangan Kursi, Alasan PAN Ngotot Konversi Suara Kuota Hare

Kompas.com - 20/07/2017, 21:00 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi satu-satunya partai yang belum sepakat, baik dengan pemerintah dan partai pendukung pemerintah, maupun kelompok oposisi.

Pemerintah dan enam partai pendukung pemerintah memilih opsi paket A, dengan angka ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20-25 persen dan metode konversi suara sainte lague murni.

Sedangkan Gerindra, PKS dan Demokrat memilih opsi paket B, dengan presidential threshold 0 persen dan metode konversi suara Hare.

Dalam hal ini, PAN masih belum bersepakat dengan kedua kelompok. Bahkan, PAN cenderung memilih opsi paket C dengan presidential threshold 10-15 persen dan metode konversi suara Hare.

"Kuota Hare jadi ikon kami," kata Sekretaris Fraksi PAN, Yandri Susanto di Kompleks Parlemen, Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/7/2017).

(Baca: Mendagri Ingin RUU Pemilu Diputuskan Malam Ini Juga)

PAN bahkan sempat meminta agar metode konversi suara di paket A diubah menjadi Hare. Namun ditolak, karena sudah dalam sistem paket.

Kuota Hare menjadi harga mati bagi PAN, salah satunya adalah karena alasan jumlah suara. Yandri tak menampik adanya kekhawatiran PAN kekurangan suara jika metode konversi suara menjadi sainte lague murni.

Adapun pada Pemilu 2014 yang digunakan adalah metode kuota Hare, yakni menggunakan bilangan pembagi pemilih (BPP). Artinya, jumlah suara sah dibagi jumlah kursi yang ada di dapil tersebut. Itu lah harga satu kursi.

"Salah satunya itu (khawatir kehilangan kursi) pertimbangan kami. Kan sangat subjektif tapi itu layak menurut kami," tuturnya.

(Baca: Pembahasan RUU Pemilu, Enam Fraksi Siap "Voting" Terbuka)

Imbasnya, tak hanya berdampak secara nasional namun juga kursi di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Dampak tersebut sesungguhnya tak hanya terjadi pada PAN namun juga kepada partai-partai lainnya, terutama partai menengah ke bawah.

"Jadi kami tidak melihat ego nasional saja tapi kabupaten, kota, provinsi menjadi kontraksinya lumayan besar untuk partai-partai menengah ke bawah," ujar Anggota Komisi II DPR itu.

Di sela lobi, pihaknya akan kembali berkonsultasi dengan pimpinan partai terutama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

"Ya, kami sekarang mau ketemu Bang Zul," kata dia.

Lobi pimpinan DPR RI tentang Rancangan Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu) buntu. Berlangsung sejak Pukul 14.00 WIB, lobi ditunda dan akan kembali dilanjutkan malam hari.

Kompas TV Sidang Paripurna DPR RI akan Putuskan RUU Pemilu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com