Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Banyak Calon di Pemilu 2019 Justru Untungkan Jokowi

Kompas.com - 11/07/2017, 18:06 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengaku heran dengan keinginan pemerintah yang menginginkan agar besaran presidential threshold tetap pada 20 persen kursi atau 25 persen suara nasional.

Padahal, dengan adanya presidential threshold sebesar itu, maka calon presiden yang muncul di Pemilu 2019 hanya sedikit, dan diperkirakan akan kembali berhadapan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Sebaliknya, jika presidential threshold sebesar 0 hingga 10 persen, maka calon presiden yang muncul akan lebih banyak dan menguntungkan Presiden Jokowi jika hendak mencalonkan diri kembali.

Jokowi dinilai memiliki modal lebih dibandingkan calon lainnya, sehingga suara para pendukungnya lebih terkonsentrasi dan suara lawannya akan terpecah ke banyak calon.

(Baca: Pemerintah Ngotot "Presidential Threshold" 20 Persen, Ini Kata Wiranto)

"Kami sebenarnya lebih senang head to head dengan Presiden Jokowi. Lebih senang. Dua calon lebih untungkan Jokowi dan Prabowo. Tapi Prabowo bilang biarlah tokoh-tokoh lain muncul," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/7/2017).

"Incumbent harusnya di mana-mana senang kalau calonnya banyak," lanjut Wakil Ketua Pansus Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilu itu.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah bersedia meninjau kembali usulan presidential threshold sebesar 20 atau 25 persen. Apalagi, kata Riza, pencapresan itu menjadi wilayah partai politik atau gabungan partai politik, bukan pemerintah.

(Baca: Opsi "Presidential Threshold" 10-15 Persen Menguat)

"Biarlah parpol (partai politik) dan DPR yang kelola. berilah keleluasaan pada parpol dan DPR," lanjut dia.

Sebelumnya, pemerintah bersama PDI-P, Nasdem, dan Golkar bersikeras dengan opsi presidential threshold sebesar 20 atau 25 persen. Sikap pemerintah yang ngotot juga diikuti dengan partai lainnya yang menginginkan presidential threshold dihapus atau hanya sebesar 10 hingga 15 persen.

Kompas TV Pro Kontra Kesepakatan “Presidential Treshold”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com