Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Tingkat Kepuasan Publik terhadap Penanganan Kasus Terorisme

Kompas.com - 06/06/2017, 05:47 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Tingkat kepuasan publik terhadap penanganan kasus terorisme yang dilakukan pemerintah dalam hal menangkap pelaku dan jaringan teror terbilang tinggi.

Hal tersebut mengemuka pada jajak pendapat oleh Litbang Kompas, yang dipublikasikan, Senin (5/6/2017).

Sebanyak 53,7 persen responden dalam jajak pendapat ini merasa puas dengan penanganan kasus terorisme yang dilakukan pemerintah dalam hal menangkap pelaku dan jaringan teror.

Adapun yang tidak puas sebanyak 46,1 persen, sedangkan 0,2 persen responden tidak tahu atau tidak menjawab.

Sementara dalam hal pemberian hukuman pada pelaku teror, sebanyak 56 persen responden merasa puas. Sedangkan yang tidak puas 42,1 persen dan 1,9 persen responden tidak tahu atau tidak menjawab.

Namun, penanganan kasus terorisme yang dilakukan pemerintah dalam hal memberikan rasa aman dari ancaman terorisme ternyata belum memuaskan.

Sebanyak 46,5 persen responden dalam jajak pendapat ini yang merasa puas dengan terhadap penanganan kasus terorisme yang dilakukan pemerintah.

Persentase tersebut lebih rendah dibanding yang tidak puas, yang mencapai 52,9 persen. Sementara yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 0,6 persen.

Ternyata, kekhawatiran publik akan terulangnya peristiwa teror terbilang tinggi. Dalam jajak pendapat ini, sebanyak 87,9 persen responden khawatir aksi teror kembali terulang.

Hanya 11,7 persen yang tidak khawatir dan 0,4 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Terulangnya peristiwa teror bom kembali mengguncang rasa aman dan kesadaran masyarakat. Mayoritas responden mengungkapkan kekhawatiran setelah bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, 24 Mei lalu, yang membuat tiga polisi dan dua pelaku meninggal,” kata Peneliti Litbang Kompas Andreas Yoga Prasetyo, seperti dikutip di Harian Kompas, Senin (5/6/2017).

Lantas upaya pencegahan apa yang paling mendesak dilakukan pemerintah menurut publik untuk menangkal terorisme?

Berdasarkan jajak pendapat ini, paling tinggi atau sebanyak 29,2 persen responden memilih pencegahan paling mendesak yang dilakukan pemerintah yakni bersikap tegas terhadap pelaku teror.

Selanjutnya, responden menyatakan pencegahan paling mendesak yang dilakukan pemerintah yakni memberikan hukuman berat sebagai efek jera ada 19,8 persen.

(Baca juga: Polri: Intoleransi adalah Cikal Bakal Terorisme)

Kemudian responden memilih pencegahan paling mendesak yang dilakukan pemerintah dengan memberikan pendidikan agama yang sesuai keperibadian bangsa di lembaga pendidikan atau sekolah sebanyak 18,7 persen.

Responden yang memilih pencegahan paling mendesak yang dilakukan pemerintah dengan mendorong penanaman nilai keperibadian bangsa di lingkungan keluarga atau masyarakat sebanyak 16,9 persen.

Lalu responden yang memilih pencegahan paling mendesak yang dilakukan pemerintah dengan revisi UU Antiterorisme sebanyak 11,3 persen. Responden yang menjawab lainnya sebanyak 1,2 persen dan yang tidak tahu atau tidak menjawab 2,9 persen.

Metode penelitian dalam jejak pendapat ini dilakukan melalui telepon yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 31 Mei sampai 2 Juni 2017. Respondennya sebanyak 514 yang dipilih secara acak di 14 kota di Indonesia.

Jejak pendapat ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan nirpencuplikan (margin of error) lebih kurang 4,3 persen. Meski demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi.

Kompas TV Indonesia Melawan Terorisme
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com