Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Terorisme soal Kekosongan Isi Kepala, Hati, dan Perut..."

Kompas.com - 03/06/2017, 17:47 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto meminta penanganan orang-orang yang diduga terlibat kelompok teroris dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan.

Tidak hanya Polri atau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), pemerintah daerah juga harus ikut terlibat di dalamnya.

"Enggak bisa ditangani sendiri oleh satu lembaga. Karena ini soal kekosongan isi kepala, isi hati, dan isi perut. Harus semuanya. Termasuk pemerintahan di daerah," ujar Wawan dalam acara diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/6/2017).

Wawan mengaku, sudah menggelar telekonferensi dengan kepala daerah tingkat kabupaten, wali kota, beserta ketua DPRD-nya dalam acara yang digelar Lemhanas beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Wawan meminta pemerintah daerah memberikan perhatian lebih bagi warganya yang diduga terlibat dengan jaringan terorisme, baik yang sudah atau belum menjalani hukuman penjara.

"Lindungi mereka, kasih makan, kasih kerja. Saya sudah minta, tolong data seluruh mantan narapidana terorisme di wilayah Anda, carikan jalurnya selama itu positif," ujar Wawan.

"Mereka cerita ke saya, setelah keluar dari penjara sulit sekali cari kerja. 'Saya seperti sampah,' kata dia. Tidak ada yang mau dekat, semuanya menjadi takut sama mereka," kata dia.

(Baca juga: Cerita Mantan Teroris Gagal Kerja Ojek "Online" akibat Stigma...)

Akhirnya, banyak mantan napi kasus terorisme yang kembali ke kelompoknya karena tidak diterima dengan baik oleh masyarakat.

"Akhirnya mereka kembali ke dunianya. Karena hanya kelompoknya yang mau menerima mereka. Akhirnya dia kembali bertempur. Karena hanya dengan itu mereka bisa eksis," ujar Wawan.

Wawan yakin, dengan pendekatan yang tepat, jumlah orang berpaham radikal dan menjurus ke aksi teror semakin berkurang.

Kompas TV Pro Kontra Pelibatan TNI Berantasan Terorisme (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com