Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netralitas Administrasi Negara

Kompas.com - 14/05/2017, 07:13 WIB

Sistem seperti ini sebenarnya merupakan cara yang logis karena pelaksanaannya profesional dan kompeten. Oleh karena itu, sampai sekarang dalam pemerintahan demokrasi team work system birokrasi dan sistem politik menampakkan wajah politik birokrasi. Wajah kedua birokrasi inilah yang memunculkan perlu netralitas yang diuraikan di muka agar wajah pertama tidak luntur dan pucat.

Wajah ketiga adalah wajah birokrasi yang taat aturan atau taat hukum, seperti sedikit disinggung di muka. Wajah hukum ini seharusnya menjadi wajah birokrasi yang tidak diombang-ambing oleh intervensi kekuasaan, asalkan hukumnya juga tak mau diintervensi. Oleh karena itu, setiap pengadilan dan langkah hukum dalam setiap sistem hukum negara dijaga agar tak diintervensi oleh kekuasaan yang dibawa dan menjadi sifat wajah kedua.

Sayangnya, wajah dan peranan politik masih bisa masuk ke ranah hukum dan wajah birokrasi yang ketiga ini tak sepi dari persoalan netralitas. Dengan demikian, wajah pertama birokrasi yang ingin menekankan dan mewujudkan tatanan yang impersonal rasionalitas dan efisien efektif sejalan dan sepadan dengan wajah ketiga berwajah hukum. Kepadanan inilah yang perlu dijaga dan dikembangkan. Sementara wajah birokrasi kedua wajah politik tak terlalu ofensif mengintervensinya. Kalutnya netralitas dalam sistem administrasi negara yang bersistem demokrasi karena wajah politik birokrasi lebih dominan dari wajah pertama dan ketiga.

Karena itu, ambisi politik dari suatu parpol yang berkuasa yang meletakkan semua kader parpolnya dalam lembaga birokrasi pemerintah sebagai kader partai bisa ditiadakan. Sebaliknya, slogan Kennedy dihidupkan sehingga semua kader apa pun jika dipilih suara terbanyak rakyat, bertugas di negara, tak ada lagi kaitannya dengan ambisi partai, melainkansebagai pejabat negara untuk kepentingan semua rakyat bangsa dan negara.

Miftah Thoha,
Guru Besar Ilmu Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Mei 2017, di halaman 6 dengan judul "Netralitas Administrasi Negara".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com