Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Kendeng Terbelenggu Janji Jokowi...

Kompas.com - 21/03/2017, 07:15 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para petani di pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang, harus terbelenggu semen lebih lama lagi. Ini karena Presiden Joko Widodo belum juga memenuhi janjinya yang pernah ia sampaikan ke para petani.

Sampai janji terpenuhi, aksi mengecor kaki di depan istana akan terus dilakukan setiap harinya.

Pada Senin (20/3/2017) kemarin, perwakilan petani Kendeng sebenarnya sudah diterima oleh Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Dengan kaki yang masih terbelenggu semen, Gunretno bersama tiga rekannya mencoba melakukan dialog dengan pihak Istana.

Namun dialog itu tak membuahkan hasil yang memuaskan. Tidak ada penegasan dari Teten bahwa Jokowi akan memenuhi janjinya dan memenuhi tuntutan petani kendeng.

"Aksi kami akan tetap terus belangsung di seberang sana, sampai ada keputusan dari Pak Jokowi," tegas Gunretno usai pertemuan.

(Baca: Nyerinya Kaki Dicor Semen Demi Lestarinya "Ibu Bumi" Kendeng...)

Janji yang dimaksud disampaikan Jokowi ke para petani Kendeng di Istana Negara, pada 2 Agustus 2016 silam.

Saat itu, Jokowi berjanji pemerintah akan melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhadap dampak operasi pabrik PT Semen Indonesia di wilayah pegunungan Kendeng. Sebelum KLHS selesai dilakukan, maka tidak boleh ada operasi penambangan yang dilakukan.

Namun pada 23 Februari lalu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah menerbitkan izin baru bagi PT Semen Indonesia untuk beroperasi. Penerbitan izin ini dinilai menyalahi janji yang disampaikan Jokowi. Jokowi pun dituntut memenuhi janjinya dengan mencabut izin yang diterbitkan Ganjar.

"Kami meminta izin untuk dicabut. Tapi kayaknya kami harus menunggu di seberang Istana untuk tetap menunggu kapan izin itu dicabut," ucap Gunretno.

(Baca: Istana Tak Beri Solusi, Petani Kendeng Akan Tetap Mengecor Kaki di Istana)

Gunretno pun mengingatkan, selain soal janji Jokowi, juga sudah ada keputusan Mahkamah Agung pada tanggal 5 Oktober 2016 lalu. Amar putusan MA itu meminta izin lingkungan penambangan dan pabrik semen milik PT Semen Indonesia dicabut.

Oleh karena itu, Gunretno mempertanyakan kenapa Pemprov Jawa Tengah tidak tunduk pada putusan MA. Lebih parahnya lagi, Gunretno mempertanyakan sikap Jokowi yang diam saja melihat ketidakberesan ini. Ia pun mempertanyakan komitmen Jokowi terhadap para petani.

"Perlu dipertanyakan lagi keberpihakan pemerintah pada petani, termasuk Pak Jokowi. Apakah Pak jokowi berani mengatakan bahwa kami tidak butuh lagi petani? kalau memang tidak berpihak ke arah petani katakan saja seperti itu," kata dia.

(Baca: Istana Pastikan Operasional Pabrik Semen di Kendeng Berhenti Sementara)

Koordinator KontraS Haris Azhar yang ikut mendampingi petani Kendeng bertemu Teten, juga mempertanyakan sikap Jokowi yang pasif terhadap Gubernur Jawa Tengah.

Dalam pertemuan itu, lanjut Haris, Teten sudah memanggil PT Semen Indonesia dan meminta operasi penambangan dihentikan sementara. Teten juga memastikan bahwa Jokowi akan segera menghubungi Kapolri terkait masalah pidana yang berhubungan dengan kasus ini.

"Kenapa misalnya, Kapolri akan ditelpon, Semen dipanggil, dan diminta berhenti beroperasi. Giliran Gubernur enggak keluar tuh barang?" ucap Haris.

Haris mengaku sempat meminta penegasan ke Teten bahwa Jokowi juga akan menegur Gubernur Ganjar dan mencabut izin lingkungan yang diterbitkan. Namun, penegasan itu tidak pernah keluar dari mulut Teten.

"Dia malah bilang dilema. Enggak ada dilema dong, orang langgar hukum kok dilema," kata Haris.

Kompas TV Demo "Cor Kaki" Tolak Semen Berlanjut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com