Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Deras Tidak Menyurutkan Semangat Para Petani Kendeng Bertemu Jokowi

Kompas.com - 20/03/2017, 14:28 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan deras tidak menyurutkan semangat 50 petani asal kawasan Pegunungan Kendeng untuk tetap melanjutkan aksi mengecor kaki dengan semen di depan Istana Negara, Senin (20/3/2017).

Dengan lima mobil bak terbuka, mereka berangkat dari tempat menginap di kantor LBH Jakarta, menuju lokasi unjuk rasa.

Para relawan yang membantu mereka harus hilir mudik membawa troli untuk mengangkut para petani itu. Kemudian mereka membagikan jas hujan dari plastik untuk menjaga tubuh mereka tetap kering.

Sehelai plastik juga digunakan untuk menutup kotak semen yang membelenggu kaki para petani agar air hujan tidak masuk dan memberatkan kaki.

(Baca: Nyerinya Kaki Dicor Semen Demi Lestarinya "Ibu Bumi" Kendeng...)

Sekitar pukul 13.00 WIB kelima mobil yang membawa para petani bertolak dari kantor LBH Jakarta. Rencananya mereka akan menggelar aksi hingga pukul 17.00 WIB.

Sejak Senin (13/3/2017) lalu petani dari kawasan Pegunungan Kendeng melakukan unjuk rasa mengecor kaki dengan semen di depan Istana Negara. Para petani Kendeng itu memprotes izin lingkungan baru yang ditandatangani oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dengan terbitnya izin tersebut kegiatan penambangan karst PT. Semen Indonesia di Rembang masih tetap berjalan. Mereka pun meminta bertemu kembali dengan Presiden Joko Widodo.

Selain itu, mereka juga meminta Presiden Jokowi mencabut izin lingkungan PT. Semen Indonesia yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan menghentikan kegiatan penambangan karst oleh pabrik semen yang dinilai merusak lingkungan.

(Baca: Petani Kendeng Mengecor Kaki di Depan Istana, Apa Langkah Pemerintah?)

Aksi tersebut masih terus berlangsung dan jumlah petani kian bertambah. Aksi yang sama pernah dilakukan oleh sembilan petani perempuan di depan Istana Negara pada April 2016.

Gunretno dari komunitas adat Sedulur Sikep yang mendiami kawasan Kendeng utara menuturkan, aksi protes yang dilakukan oleh petani Kendeng tidak semata bertujuan untuk mempertahankan hak hidup petani yang ada di Kabupaten Rembang saja, melainkan demi kelestarian alam di Jawa Tengah.

Aktivitas penambangan di kawasan karst, kata Gunretno, memiliki dampak yang merusak bagi keberadaan sumber air di bawah Pegunungan Kendeng.

Sementara, sudah puluhan tahun para petani di Rembang, Pati, Blora, dan Grobogan bergantung pada sumber air dari Pegunungan Kendeng.

"Jawa Tengah seharusnya menjadi lumbung pangan karena daya tampung pulau Jawa itu tidak lagi mendukung untuk kegiatan eksploitasi seperti pabrik semen," ujar Gunretno dalam sebuah diskusi di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/3/2017).

Kompas TV Demo "Cor Kaki" Tolak Semen Berlanjut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com