JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, salah satu pelaku bom Bandung, Soleh alias Gungun membiayai perakitan bom panci di Bandung sebesar Rp 2 juta. Soleh membiayai perakitan bom dengan hasil bekerja sebagai penjual susu murni.
"Hasil kerja dipakai dia, dipakai begini (aksi teror)," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Boy mengatakan, untuk kasus terorisme, pelaku rela mengorbankan hartanya untuk "berjihad". Pelaku pun rela menyerahkan hasil jerih payahnya bekerja untuk melakukan hal yang menurut dia benar.
"Dia jadi buruh bangunan, dia pedagang susu, orang kalau sudah terpengaruh, hartanya dipertaruhkan," kata Boy.
(Baca: Bom Bandung Dirakit di Rumah Salah Satu Tersangka)
Berdasarkan keterangan Saeful (32), tetangga Soleh, terduga teroris bom Bandung tersebut sudah cukup lama berjualan susu murni.
"Memang jualan susu murni. Sudah lima tahun jadi agen," kata Saeful.
Meski berjualan susu murni, Soleh mulai kurang bersosialisasi dengan warga beberapa tahun belakangan ini. Pintu rumahnya sering tertutup.
Dalam kasus bom panci di Bandung, polisi juga menangkap Agus Sujatno alias Abu Muslim. Agus diketahui sebagai otak pembuatan bom panci karena menguasai ilmu meracik bom.
Sementara itu, rekan mereka bernama Yayat Cahdiyat tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di Kelurahan Arjuna, Bandung. Ia sebelumnya meledakkan bom panci di lapangan Pandawa, dekat dengan Kantor Kelurahan Arjuna.