Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNN Minta Sistem Lapas Dirombak, Tak Ada Alasan Kelebihan Kapasitas

Kompas.com - 07/03/2017, 21:49 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menilai permasalahan lapas dalam menghentikan peredaran narkotika belum selesai. Untuk itu, ia mengusulkan adanya perubahan sistem di lapas.

"Bukan alasan karena over kapasitas lapas, karena itu jadi tanggung jawab lapas. Sistem harus dibangun, model-model lapas ke depan yang baru harus dibangun," kata Budi di kantor BNN, Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Menurut Budi, terpidana kasus narkotika harus dipisah dengan terpidana kasus lain, seperti terorisme.

Budi menyebutkan, terdapat 39 lapas yang menjadi tempat mengendalikan narkotika. Lapas itu tersebar di dalam dan di luar Pulau Jawa.

"Napi jadi bandar. Mengendalikan narkotika di luas lapas. Kami sudah sampai ke Ditjen PAS dan Kemenkumham soal petugas lapas yang terlibat," ucap Budi.

Budi menyebutkan, Kemenkumham telah memiliki seperangkat aturan untuk mencegah narapidana mengandalikan narkotika dan masuknya narkotika di dalam lapas. Namun, ia mengaku heran kondisi itu tetap terjadi.

"Ada beda kewenangan, BNN tidak bisa sembarangan masuk. Kami hargai itu. Tapi nanti bila lapas sudah tidak lagi mengatasi itu ya kami akan tangani itu. Itu kan demi kepentingan negara bangsa ini," ucap Budi.

Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengakui pemerintah belum menemukan solusi atas minimnya fasilitas dan kapasitas lembaga pemasyarakatan.

Pemerintah, lanjut Yasonna, berencana membangun lapas dengan menggunakan teknologi canggih. Yasonna pun berharap, melalui The 6th Asian Conference Correctional Facilities Architect and Planners (ACCFA) 2017, pemerintah akan mendapat beragam masukan dan ide dari para arsitektur di seluruh Asia Pasifik dalam merealisasikan rencana tersebut.

"Lewat ACCFA itu nanti kami akan lihat mana yang pas dengan rencana itu," ucap Yasonna.

Kompas TV Peredaran Narkoba dalam Lapas Libatkan Sipir & Dokter Lapas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com