Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2017, 09:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena 'orang pintar' masuk ISIS makin bertambah di Indonesia.

Setelah Dwi Djoko Wiwoho, mantan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam, menyatakan diri bergabung dengan ISIS pada Agustus 2015, lalu tahun 2017 terulang peristiwa serupa.

Mantan Kepala Subdirektorat Penerimaan Negara Bukan Pajak Non Sumber Daya Alam Kementerian Keuangan bernama Triyono Utomo Abdul Sakti juga melakukan hal sama.

(baca: Jual Harta Benda, Mantan Pejabat Kemenkeu Ingin Gabung ISIS)

Peneliti terorisme dari the Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai, fenomena ini patut diselisik. Apa penyebabnya? Apa efeknya? Dan bagaimana pencegahannya?

Harits mengatakan, fenomena ini mematahkan persepsi sebelumnya di mana paham radikalisme cenderung menyasar masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah.

"Yang selama ini dibangun opini, pindah ke Suriah karena faktor ekonomi. Padahal ternyata tidak demikian kan," ujar Harits saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (28/1/2017).

Pada akhirnya, faktor keyakinan atau kesamaan ideologi yang membuat seseorang, dari kelas ekonomi manapun di masyarakat, untuk pindah ke Suriah dan bergabung ISIS.

Bahkan, orang dari kelas atas yang bergabung ke ISIS bisa jadi lebih militan dari kelas ekonomi lainnya. Mereka rela menjual seluruh aset untuk hijrah.

"Prinsipnya pengikut ISIS ini, yang penting mereka sudah ikhtiar untuk hijrah. Itu adalah manifestasi keyakinan yang mereka pegang," ujar Harits.

"Soal kemudian mereka tersandung di tengah jalan kemudian gagal, itu bukan masalah. Bagi mereka mencoba sudah cukup," lanjut dia.

Atas argumentasi itu, Harits menegaskan bahwa iming-iming kehidupan ekonomi di ISIS yang sering dimunculkan pada dasarnya tidak tepat.

Karena, tidak seluruhnya orang yang hijrah ke Suriah benar-benar mendapatkan kesejahteraan ekonomi yang baik.

"Ketika mereka berhasil bermukim di ISIS kemudian kondisi ekonomi mereka dalam tingkat manapun, itu hanya dipandang sebagai konsekuensi logis dari pilihan mereka," ujar Harits.

Malahan tak jarang orang yang hijrah ke ISIS menghabiskan hartanya di tengah jalan. Sebab, tidak mudah masuk ke wilayah ISIS.

Halaman:



Terkini Lainnya

Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Nasional
PDN Diserang 'Ransomware', Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

PDN Diserang "Ransomware", Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

Nasional
PKS Jagokan Sohibul Iman di Jakarta, Airlangga Ingatkan Pilkada Butuh Koalisi

PKS Jagokan Sohibul Iman di Jakarta, Airlangga Ingatkan Pilkada Butuh Koalisi

Nasional
Staf Airlangga Jadi Pj Gubernur Sumsel, Mendagri: Kami Ingin Beri Pengalaman

Staf Airlangga Jadi Pj Gubernur Sumsel, Mendagri: Kami Ingin Beri Pengalaman

Nasional
Tanggapi Putusan MA, Mendagri: Pelantikan Kepala Daerah Tidak Perlu Serentak

Tanggapi Putusan MA, Mendagri: Pelantikan Kepala Daerah Tidak Perlu Serentak

Nasional
Badan Pengkajian MPR Sebut Wacana Amendemen UUD 1945 Terbuka untuk Didiskusikan

Badan Pengkajian MPR Sebut Wacana Amendemen UUD 1945 Terbuka untuk Didiskusikan

Nasional
Sahroni Didorong Maju Pilkada Jakarta, Paloh: Dia Punya Kapabilitas, tetapi Elektabilitasnya...

Sahroni Didorong Maju Pilkada Jakarta, Paloh: Dia Punya Kapabilitas, tetapi Elektabilitasnya...

Nasional
Istana Tetapkan Tema dan Logo HUT ke-79 RI: 'Nusantara Baru, Indonesia Maju'

Istana Tetapkan Tema dan Logo HUT ke-79 RI: "Nusantara Baru, Indonesia Maju"

Nasional
KPI Tegaskan Belum Pernah Terima Draf Resmi RUU Penyiaran

KPI Tegaskan Belum Pernah Terima Draf Resmi RUU Penyiaran

Nasional
Dinyatakan Langgar Etik, Bamsoet: Saya Tak Mau Berpolemik

Dinyatakan Langgar Etik, Bamsoet: Saya Tak Mau Berpolemik

Nasional
Pakar Sebut Prabowo Bakal Menang Mudah jika Presiden Dipilih MPR

Pakar Sebut Prabowo Bakal Menang Mudah jika Presiden Dipilih MPR

Nasional
Ungkap Hubungan Jokowi dan Surya Paloh, Willy Aditya: Habis Pemilu Berteman Lagi...

Ungkap Hubungan Jokowi dan Surya Paloh, Willy Aditya: Habis Pemilu Berteman Lagi...

Nasional
PDN Diserang 'Ransomware', Tanggung Jawab Penyedia Layanan Disorot

PDN Diserang "Ransomware", Tanggung Jawab Penyedia Layanan Disorot

Nasional
Menkominfo: Pemerintah Tidak Akan Bayar Permintaan Tebusan 8 Juta Dollar Peretas PDN

Menkominfo: Pemerintah Tidak Akan Bayar Permintaan Tebusan 8 Juta Dollar Peretas PDN

Nasional
Serangan Siber ke PDN, Kesadaran Pemerintah Amankan Sistem Dinilai Masih Rendah

Serangan Siber ke PDN, Kesadaran Pemerintah Amankan Sistem Dinilai Masih Rendah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com