Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkal Radikalisme, "Netizen" NU Kampanyekan #NUJagaNKRI

Kompas.com - 05/01/2017, 12:33 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya penyebaran berita hoax, fitnah, dan ujaran kebencian berbasis agama di media sosial meresahkan sejumlah kalangan intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU).

Mereka yang aktif di media sosial atau dikenal dengan istilah netizen NU, mulai menginisiasi sebuah gerakan untuk melawan fenomena tersebut.

Melalui akun Twitter dan Facebook pribadinya, netizen NU mengampanyekan isu-isu persatuan dan kebangsaan. Mereka juga menyertakan beragam tagar, seperti #TurnBackHoax, #BlokirSitusRadikal, atau #NUJagaNKRI.

Seminggu berjalan, tagar itu kerap menjadi trending topic di Twitter.

Salah seorang intelektual muda NU, Zuhairi Misrawi mengatakan, inisiatif netizen tersebut muncul karena adanya kekhawatiran suburnya radikalisme dan aksi intoleransi akibat penyebaran ujaran kebencian melalui media sosial.

Menurut dia, media sosial harus menjadi instrumen untuk menangkal radikalisme dengan menyebarkan pemikiran yang memperkuat persatuan dan toleransi di masyarakat.

"Teman-teman netizen NU tidak ingin Indonesia hancur seperti Irak, Suriah Turki, Mesir dan Yaman akibat dari munculnya hoax dan fitnah di masyarakat," ujar Zuhairi saat dihubungi, Kamis (5/1/2017).

Melalui akun Twitter-nya, Zuhairi mengajak seluruh warga NU untuk tidak mudah percaya informasi maupun berita yang tidak jelas sumbernya.

Selain itu dia kerap menulis soal nilai-nilai Islam yang memperkuat rasa nasionalisme dan kemanusiaan terhadap sesama.

NU sebagai salah satu organisasi Islam besar, kata Zuhairi, bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

"NU dalam sejarahnya turut melahirkan Pancasila. Turut berjuang dalam kemerdekaan dan mengawal NKRI, maka NU bertanggung jawab untuk menjaga NKRI ini dengan pikiran-pikiram keislaman yang memperkuat kebangsaan dan menumbuhkan cita rasa kemanusiaan," tuturnya.

Zuhairi juga menegaskan bahwa NU akan menjadi organisasi terdepan dalam upaya menyelamatkan Indonesia dari perpecahan dan mendorong seluruh elemen bangsa untuk mewujudkan perdamaian.

"Kami akan terus menyampaikan suara-suara warga NU ke masyarakat terkait bagaimana menjaga negeri ini dan mengedepankan Islam yang ramah," ucapnya.

Edukasi masyarakat

Salah seorang netizen NU, Savic Ali mengatakan, kampanye kebangsaan melalui media sosial cukup efektif untuk mengedukasi masyarakat agar tidak mudah menyebarkan informasi yang cenderung sensitif dan provokatif.

Menurut Savic, para intelektual muda NU bisa memengaruhi pola pikir di komunitasnya masing-masing yang jumlahnya mencapai ratusan.

"Saya kira cukup efektif untuk menyadarkan banyak orang bahwa sekarang ini banyak hoax merajalela, agar lebih berhati-hati, agar tidak menerima begitu saja kalau dapat informasi yang sensitif atau provokatif," ujar Savic.

(Baca juga: Menkominfo-Dewan Pers Evaluasi Media "Online" yang Sebarkan "Hoax")

Savic mengatakan, saat ini generasi muda NU dituntut memiliki peran mendidik masyarakat dengan cara membanjiri media sosial dengan konten yang positif.

Upaya itu harus dilakukan secara konsisten mengingat dampak penyebaran hoax dan ujaran kebencian sudah semakin meluas.

"Edukasi itu penting karena banyak orang yang reaksioner kalau membaca berita yang provokatif dan belum tentu benar," tutur Savic.

"Sampai level menyadarkan orang itu sudah cukup penting karena hoax ini dampakya meluas. Saya kira harus banyak kelompok yang mulai menyuarakannya," kata dia.

(Baca juga: Membantah "Hoax", Menyelamatkan Bangsa)

Kompas TV Informasi "Hoax" Ancam Indonesia, 11 Situs Diblokir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com