JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarief menyatakan, pihaknya masih kesulitan menemukan keberadaan Royani, staf mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi Abdurachman.
Royani dianggap sebagai saksi penting dalam kasus dugaan suap yang melibatkan panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution.
Laode mengatakan, KPK terus bekerja sama dengan Polri untuk menemukan keberadaan Royani.
"Tapi kami belum tahu keberadaannya. Karena masih dicari tak boleh banyak dibicarakan. Menurut informasi mereka berpindah-pindah tempatnya, agak susah," kata Laode saat ditemui dalam sebuah diskusi di Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (9/11/2016).
Laode pun membantah bila Royani mendapat perlindungan dari aparat penegak hukum sehingga keberadaannya sulit ditemukan.
"Untuk sementara tak ada indformasi dia (Royani) dilindungi aparat. Bahkan kami dibantu terua sama Polisi," tutur Laode.
KPK meyakini, Royani merupakan saksi yang diduga kuat mengetahui keterlibatan Nurhadi dalam kasus dugaan suap Edy Nasution. KPK pun mencegah Royani ke luar negeri sejak 4 Mei.
Seperti dikutip Kompas, KPK telah mengetahui tempat tinggal Royani. (Baca: KPK Tahu Lokasi Mantan Sopir Nurhadi)
Bahkan, berdasarkan informasi warga setempat, KPK telah menggeledah tempat tinggal Royani pada 4 Mei selama lebih kurang empat jam.
Royani tinggal di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Harga tanah di kawasan itu mencapai sekitar Rp 35 juta per meter persegi.
Rumah Royani terdiri atas dua lantai, berpagar hitam setinggi lebih kurang 2 meter yang digembok dari dalam.