JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sularsi, menyayangkan peredaran obat palsu yang terjadi Indonesia.
Sularsi menduga lima gudang produksi obat palsu di Balaraja, Banten, memiliki beking dari pihak tertentu.
"Apakah ini merupakan ranah transnasional, patut diduga. Ini juga harus didalami karena selalu terjadi dan ini besar. Kalau pabrik, saya yakin ada investor," kata Sularsi dalam suatu diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (10/9/2016).
Sularsi menilai produsen pembuatan obat palsu tidak bekerja sendiri. Untuk itu, diperlukan pengembangan lebih lanjut dalam mengungkap pihak terkait yang terlibat.
Menurut Sularsi, pemalsuan obat merupakan kejahatan kemanusiaan dan dapat mengancam keamanan negara.
Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat menjalin kerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menelusuri lebih jauh peredaran obat palsu.
"BIN itu harus bekerja. Keamanan negara terancam. Kan harus ada tindakan untuk mengamankan negara," ucap Sularsi.
Sebelumnya, Bareskrim Polri bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan menggerebek lima gudang produksi obat palsu di Balaraja, Banten.
Wakil Kepala Bareskrim Polri Irjen Antam Novambar mengatakan, di gudang tersebut ditemukan berbagai mesin untuk memproduksi obat.
"Bermula dari temuan kecil, informasi kecil, dikembangkan sehingga kami dapat langsung 42 juta butir," ujar Antam dalam jumpa pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Tak hanya memproduksi, pabrik tersebut juga mengedarkan obat-obatan secara ilegal. Peredarannya mayoritas di Kalimantan Selatan.
Antam mengatakan, penyelidikan soal produksi dan peredaran obat palsu dimulai delapan bulan lalu. Banyak pelaku tindak pidana yang mengaku menggunakan obat-obatan palsu tersebut sebelum melakukan kejahatan.
"Banyak kejadian di Kalimantan, banyak yang minum ini kemudian melalukan tindak pidana," kata Antam.
Dalam jumpa pers tersebut, Ketua BPOM Penny Lukito mengatakan, obat yang dipalsukan rata-rata merupakan obat pereda sakit.
Dari kelima pabrik itu, disita sebanyak 42.480.000 butir obat-obatan dari berbagai merek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.