Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efektivitas Koalisi Jokowi

Kompas.com - 02/08/2016, 09:59 WIB

Koalisi itu disebut solid, menurut anggapan ini, apabila semua anggotanya 100 persen selalu bersama dan sepakat dalam semua isu dan kebijakan pemerintahan.

Anggapan semacam ini lebih banyak dipengaruhi oleh model koalisi dalam sistem parlementer yang memang mensyaratkan kebersamaan 100 persen.

Dalam koalisi parlementer, kalau ada anggota yang membelot, sekalipun hanya dalam beberapa isu kebijakan, pembelotan itu dapat mengancam jatuhnya pemerintahan.

Sementara dalam sistem presidensial, adanya anggota koalisi yang berbeda sikap atau kebijakan dengan presiden tidak akan membuat pemerintahan jatuh.

Paling-paling situasi tersebut menimbulkan kegaduhan dengan risiko kebijakan tersebut tidak lolos di lembaga legislatif.

Kalau kita ambil contoh soliditas koalisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), maka menggambarkannya sebagai koalisi yang tidak solid tidaklah sepenuhnya akurat. Hanya ada beberapa momen yang menunjukkan koalisi tidak solid.

Kasus Bank Century dan kebijakan kenaikan harga BBM, misalnya, adalah contoh ketika sejumlah anggota koalisi berbeda sikap dan kebijakan. Namun, dalam sebagian besar isu yang lain, koalisi tersebut selalu bersama-sama.

Dengan kata lain, kita masih bisa mengatakan bahwa, bahkan di era SBY-pun, koalisi sebetulnya relatif solid. Jadi, koalisi Jokowi juga harus kita nilai relatif solid apabila sekitar 80 persen mereka selalu bersama.

Makna kedua yang terkait dengan koalisi efektif adalah kinerja. Ini terdiri atas dua hal. Pertama, seberapa banyak kebijakan pemerintahan yang lolos di DPR dan berapa banyak yang gagal.

Contoh terpenting dalam hal ini adalah adakah kejadian di mana Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tidak mendapatkan pengesahan DPR sehingga pemerintah sulit bekerja karena harus menggunakan anggaran tahun sebelumnya.

Kalau kita lihat selama hampir dua tahun pemerintahan Jokowi, semua RAPBN berhasil disahkan, padahal koalisinya masih belum sekuat sekarang.

Demikian juga dengan usulan kebijakan penting lain sekalipun kontroversial, seperti kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty).

Kebijakan ini pun sudah lolos di DPR sebelum koalisi besar sekarang resmi terbentuk. Kalau melihat contoh-contoh ini, kita boleh berharap bahwa koalisi Jokowi ke depan akan efektif.

Hal kedua terkait kinerja adalah pencapaian target agenda pemerintahan. Pemerintahan Jokowi, misalnya, menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen selama pemerintahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com