Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Dokter di RS Harapan Bunda Terima Tawaran Vaksin dari Distributor Ilegal

Kompas.com - 18/07/2016, 13:40 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Indra Sugiarno dari Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, memposisikan dirinya sebagai korban yang tertipu penjual vaksin palsu.

Pengacara Indra, Fahmi M Rajab mengatakan, penggunaan vaksin palsu itu bermula saat terjadi kelangkaan vaksin di RS Harapan Bunda pada Januari 2016.

Saat itu, banyak permintaan pemberian vaksin dari pasien, sementara stoknya di rumah sakit sedang kosong.

"Akhirnya dokter Indra mencari sales dari perusahaan yang biasa menyuplai obat. Ditanya (oleh Indra) ada atau tidak (vaksin), ternyata ada," ujar Fahmi di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (18/7/2016).

Ternyata, vaksin yang ditawarkan sales berinisial S itu bukan produk dari perusahaan obat di mana S bekerja.

Mulanya Indra sempat ragu dengan keaslian vaksin. Namun, S meyakinkan Indra bahwa vaksin yang dijualnya asli.

Akhirnya Indra sepakat membeli vaksin dari S dan menggunakannya untuk pasien sejak Februari 2016. Bahkan, vaksin tersebut juga diberikan kepada anak dan cucu kandungnya.

(Baca: Dokter Tersangka Ini Beri Vaksin Palsu ke Anak dan Cucu)

"Dia tidak pernah tahu vaksin yang dia dapat itu vaksin palsu," kata Fahmi.

Fahmi mengatakan, Indra membeli vaksin dari S semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasiennya.

Indra tidak ingin membiarkan para pasien menunggu stok vaksin dari distributor langgana RS Harapan Bunda tanpa batas waktu yang jelas. Sementara pemberian vaksin terhadap anak ada jangka waktunya.

"Tujuannya untuk bantu pasien. Pasien kan ada injury time, kalau dua tahun harus divaksin. Maka dia membantu," kata Fahmi.

(Baca juga: Merasa Jadi Korban, Dokter RS Harapan Bunda Minta Penangguhan Penahanan)

Menurut Indra, kata Fahmi, vaksin tersebut tak hanya ditawarkan kepada Indra. Fahmi meyakini dokter lain di rumah sakit tersebut juga ada yang terjebak menggunakan vaksin palsu yang dijual oleh distributor tidak resmi.

"Pasti ada juga yang menggunakan, cuma masalahnya kenapa hanya dokter Indra," kata Fahmi.

Kompas TV 127 Orangtua Lapor ke Posko Vaksin Palsu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies di Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies di Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com