Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Handoko Gani
Analis Kebohongan

Analisis kebohongan, anggota tim ahli kepolisian untuk kasus kriminal tertentu, trainer korporasi dan pemerintahan, termasuk KPK. || www.handokogani.com || @LieDetectorID

Anda Puasa Tidak Hari Ini?

Kompas.com - 06/06/2016, 18:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Ketika berdiskusi tentang promosi buku saya “Mendeteksi Kebohongan”, seorang sahabat menyampaikan sebuah pernyataan menarik: “Apakah bisa mendeteksi orang yang beneran puasa dan tidak berpuasa ?”

“Bisa !!! ” Jawab saya sambil tersenyum.

Faktanya memang bisa,

Anda bisa mendeteksi apakah seseorang benar puasa atau tidak, setelah mempelajari teknik analisa non verbal (wajah dan gestur) dan teknik analisa verbal (percakapan audio, percakapan tatap muka, rekaman, ataupun tulisan tangan) sebagaimana saya jabarkan di buku saya.

Ketika Anda bertanya “Kamu puasa hari ini ?”, Anda mungkin menemukan ekspresi wajah takut, atau ekspresi gestur tubuh yang menghindar tidak nyaman alias takut ketahuan, volume suara yang “menurun” tidak yakin, dan penggunaan kata atau kalimat penyangkalan yang janggal.

Singkat kata, Anda bisa saja berhipotesa bahwa orang yang Anda tanya memang “tidak puasa” alias ia berbohong mengatakan dirinya puasa.

Namun, bila, setelah Anda menyampaikan hipotesa tersebut, orang tersebut lantas menjadi malu dan mengakui dirinya memang “tidak puasa”, apakah “keberhasilan” ini bermanfaat bagi Anda dan bagi orang tersebut? Apa gunanya bagi hubungan persahabatan/bisnis Anda dengan-nya?

Bila orang tersebut adalah keluarga Anda, mungkin bisa menasehati-nya, setelah memastikan alasan orang tersebut tidak berpuasa adalah semata-mata “lalai”, “lupa”, atau “malas puasa”.

Namun, bila orang tersebut tidak mengakui dia “tidak puasa”, apakah yang akan Anda lakukan ?

Apakah Anda akan ngotot, mengolok orang tersebut, menghakimi orang tersebut, sok-sok-an menasehati orang tersebut (padahal tidak tahu apa alasannya), dan akhirnya malah menjadi gontok-gontokan?

Menguasai ilmu deteksi kebohongan, apapun itu, perlu dilengkapi dengan kebijaksanaan dalam menggunakannya dan menyampaikan hasil kajian analisis.

Ilmu deteksi kebohongan hendaknya dipergunakan untuk memelihara dan meningkatkan kedekatan hubungan antar sesama. Bukan untuk menghakimi seseorang “berpuasa” atau “tidak berpuasa” ataupun “batal” sebelum waktu buka puasa.

Hal kedua, faktanya, Anda tidak bisa memastikan kejujuran atau kebohongan hanya dalam waktu 2 menit ataupun 5 menit.

Bila ada buku atau seseorang yang menjanjikan Anda bisa memastikan kejujuran dan kebohongan dalam waktu singkat, bisa jadi Anda dibohongi atau Anda membeli buku yang “overpromise”.

Saya mempelajari langsung disiplin ilmu forensic emotion, credibility and deception. Bukan dari buku-buku secara otodidak. Saya belajar di Manchester, Inggris, dari para pengajar yang merupakan praktisi human lie detector, dan trainer kepolisian, detektif, ataupun secret agent.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com