"Hey, man I'm alive I'm takin' each day and night at a time. I'm feelin' like a Monday but someday I'll be Saturday night.."
Lagu "Someday I'll Be Saturday Night" - Bon Jovi
BOGOR, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berdiri tegak di atas podium ruang konferensi Hotel Novotel, Bogor, Senin (28/3/2016).
Kedua kakinya tergeming, meski lagu "Someday I'll be Saturday Night" yang dipopulerkan Bon Jovi pada tahun 1995 itu diputar mengiringi slide yang diputar Yudhoyono.
Tangan Presiden keenam RI itu mengatup, disilangkan di dada. Hanya jempol tangan SBY yang sesekali bergerak secara bergantian.
Sementara itu, kedua matanya sibuk memperhatikan secara tajam kepada 280 kader Partai Demokrat yang mengikuti kegiatan penataran di tempat tersebut.
Decak kagum kader tak terbendung ketika slide tersebut secara satu per satu menunjukkan keberhasilan yang telah dilakukan SBY selama sepuluh tahun memimpin Indonesia.
Tak ada cacat. Itulah gambaran slide yang ditampilkan SBY yang berisi empat hal pokok, yaitu bidang ekonomi, kesejahteraan masyarakat, hukum dan keamanan, serta hubungan internasional.
Dimulai dari pendapatan per kapita masyarakat pada 2004 yang berada pada kisaran 1.188 dollar AS. SBY menyatakan bahwa pendapatan kapita masyarakat meroket tajam hingga 3.000 dollar AS pada 2013.
SBY juga mengklaim telah meningkatkan produk domestik bruto (PDB) serta cadangan devisa, yang awalnya hanya Rp 2.295,82 triliun pada era Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri menjadi Rp 10.063 triliun.
Atas peningkatan tersebut, ia menyebut bahwa rasio utang negara terhadap PDB turun 55 persen dan Indonesia menempati urutan ke-15 negara dengan PDB dan cadangan devisa tertinggi.
Tak hanya itu, slide tersebut juga menyebutkan bahwa utang Indonesia terhadap PDB paling rendah dibandingkan negara-negara lain yang tergabung dalam kelompok G-20, 20 negara dengan ekonomi paling maju di dunia.
Dari sisi ketahanan pangan, SBY memamerkan keberhasilannya dalam meningkatkan produksi padi, jagung, gula, dan daging. Di samping itu, juga peningkatan produksi ikan nasional yang mencapai 18,9 juta ton pada tahun 2014.
Di sektor infrastruktur, SBY menyebut jika anggaran pembangunan sektor itu naik dari Rp 8,1 triliun di tahun 2004 menjadi Rp 67,4 triliun.
Peningkatan itu diperuntukkan untuk membangun jalur kereta api, jalan tol, transportasi laut, dan transportasi udara.
SBY lantas berjalan ke tengah panggung, ketika slide mulai menampilkan paparan keberhasilannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dia lantas kembali berdiri tegap dengan tangan bersedekap sembari mendengarkan lagu Bon Jovi yang berasal dari album Cross Road itu.
Dalam paparan itu, SBY mengklaim jumlah penduduk miskin turun 5,45 persen. Sementara anggaran pendidikan naik 20 persen dan penambahan rumah layak huni meningkat hingga 868.685 unit.
Untuk program perlindungan sosial warga miskin di akhir masa pemerintahannya mencapai Rp 115,8 triliun untuk anggaran raskin, Rp 16,5 triliun untuk Program Keluarga Harapan, dan Rp 10 triliun untuk BLSM.
Di bidang hukum dan keamanan, anggaran TNI disebut meroket tajam hingga 400 persen dari semula Rp 21,4 triliun (2004) menjadi Rp 83,4 triliun (2014).
Untuk anggaran Polri juga disebut naik empat kali lipat dari Rp 13,357 triliun (2004) menjadi Rp 45,98 triliun (2014).
SBY juga menekankan bahwa pemberantasan korupsi di era kepemimpinannya tidak pandang bulu dan paling agresif. Indeks persepsi korupsi naik dari 2,0 menjadi 3,2 di tahun 2014.
Adapun uang negara yang berhasil diselamatkan oleh KPK sebesar Rp 1,96 triliun, Polri Rp 2,09 triliun, sedangkan Kejaksaan Rp 13,33 triliun dan 19,06 juta dollar AS.
Tiga slide terakhir menampilkan keberhasilan SBY dalam membangun kerja sama internasional. Setidaknya, sembilan strategic partnership dan sepuluh comprehensive partnership dibangun.
Indonesia juga menempati peringkat ke-17 dunia untuk berkontribusi dalam misi perdamaian PBB.
Di akhir slide-nya, SBY seakan menyinggung sejumlah pihak yang selama ini kerap menyindirnya tidak melakukan apa pun untuk kemajuan negeri ini.
Slide terakhir itu berlatar belakang hijau dan di beberapa kata, SBY memberikan penekanan yang menyentil bagi para penyindirnya.
"WARASKAH, jika hingga hari ini masih ada yang mengatakan, 'Selama 10 tahun pemerintahan SBY TIDAK BERBUAT APA-APA dan SBY GAGAL?".
Bukan sakit hati
Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan membantah jika slide yang ditampilkan SBY merupakan bentuk sakit hati yang dilayangkan terhadap para pengkritiknya.
Ia juga menampik bahwa slide itu merupakan sindiran bagi pemerintahan saat ini.
"Tidak ada sakit hati, tidak ada membanding-bandingkan. Ini murni memaparkan ke kader-kadernya tentang pekerjaannya selama sepuluh tahun," kata Hinca.
Menurut dia, semua kader Demokrat layak mendapatkan pengetahuan atas capaian yang telah diraih.
Menurut dia, SBY ingin ada kesinambungan pembangunan antara pemerintahan sebelumnya dan pemerintahan saat ini.
Sama halnya dengan lagu Bon Jovi yang diputar mengiringi slide itu. Lagu tersebut berpesan bahwa seberat apa pun penderitaan, hidup tetap harus dijalani. Sebab, kehidupan yang ada akan terus berputar.
"Hey man, I'm alive I'm takin' each day and night at a time. Yeah, I'm down, but I know I'll get by... Hey hey hey hey, man, gotta live my life. Like I ain't got nothin' but this roll of the dice. I'm feelin' like a Monday, but someday I'll be Saturday night..."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.