Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jurus Maut" ala SBY Atasi Kegaduhan Kabinet

Kompas.com - 28/03/2016, 14:23 WIB
Dani Prabowo

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono membuka kegiatan penataran bagi sekitar 280 kader Demokrat di Hotel Novotel, Bogor, Senin (28/3/2016).

Dalam paparannya, SBY sempat memberikan jurus maut kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam mengatasi kegaduhan di internal kabinet.

SBY pun mengungkit kembali kode etik dan aturan main yang digunakannya ketika masih menjabat sebagai Presiden RI keenam, pada periode pertama awal pemerintahannya.

Setidaknya, ada 12 jurus maut yang digunakan SBY saat itu, yang wajib diikuti oleh seluruh menteri yang tergabung di dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).

"Pertama, pahami dan implementasikan tata kerja, mekanisme, dan prosedur yang berlaku di KIB," kata SBY.

Berikutnya, setiap menteri wajib memahami garis instruksi, garis laporan, dan garis koordinasi, di samping melaksanakan segala keputusan yang diambil oleh Presiden.

(Baca: Jokowi: Menteri Jangan Ributkan Hal yang Belum Saya Putuskan!)

Selain itu, ia mengatakan, segala pembicaraan atau substansi pembahasan di dalam rapat kabinet, umumnya diklasifikasikan sebagai hal yang "rahasia" atau "terbatas".

Apapun pertentangan dan perbedaan yang terjadi di dalam rapat, tidak diperbolehkan keluar ke publik.

"Keenam, tidak menyerang dan mendiskreditkan atasan dan kolega menteri di luar (rapat kabinet)," ujarnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan, agar setiap menteri loyal terhadap pemerintahan yang sedang berjalan ketika sudah terpilih. Menurut dia, garis kebijakan menteri merupakan garis kebijakan kabinet bukan garis kebijakan partai.

(Baca: Perdebatan Antar-menteri di Publik Akan Hambat Agenda Pemerintah)

Di samping itu, perlu ada jalur komunikasi khusus (hot line) antara presiden dan wakil presiden dengan para menterinya.

"Sepuluh, (setiap) tugas ke luar negeri izin presiden harus lisan dan tertulis. Dan delegasi seramping mungkin," kata dia.

Dalam kode etik yang dibacakan saat 22 Oktober 2004 saat rapat kabinet kerja itu, SBY juga mengingatkan, agar para menteri menjaga kehormatan dan penampilan sebagai anggota kabinet.

Para menteri era SBY juga diminta menjaga kontrak politik yang telah diambil bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com