Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganti Perpeloncoan dengan Bela Negara

Kompas.com - 27/03/2016, 09:59 WIB

Tim Redaksi

SEOUL, KOMPAS.com - Masa perpeloncoan semestinya bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan pemahaman mengenai jati diri sebagai bangsa Indonesia.

Dengan demikian, generasi muda Indonesia bangga sebagai Indonesia yang plural. Karenanya, masa orientasi mahasiswa lebih baik diganti dengan kegiatan bela negara.

Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam pertemuan dengan puluhan warga Indonesia di Kedutaan Besar RI di Seoul, Korea Selatan, akhir pekan ini.

"Saya usulkan perpeloncoan tak perlu, lebih baik diganti bela negara, baris-berbaris, dan upacara,” katanya. 

Kesadaran bela negara diyakini akan menjaga ideologi Indonesia, falsafah hidup, Pancasila tetap kuat menjadi landasan pikir bangsa.

Sebaliknya, membiarkan ideologi bangsa melemah berisiko menghancurkan negara.

Ryamizard mencontohkan, Yugoslavia dan Uni Soviet runtuh bukan semata diserang pihak asing secara fisik, melainkan akibat serangan ideologis.

Sebaliknya, Israel yang hanya memiliki tujuh juta warga negara tak bergeming kendati diserang bangsa-bangsa timur tengah.

Hal ini, menurut Ryamizard, disebabkan penduduknya sangat nasionalis dan cinta negaranya.

Di Indonesia pun, serangan propaganda yang masif dapat memengaruhi dan berbahaya.

Padahal, caranya sangat mudah dan murah. Para perusak ideologi banyak memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan propaganda dan iming-iming yang kerap dibungkus dengan ajaran agama.

Untuk itu, usulan sudah disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

“Serangan ideologis sangat berbahaya. Ini cuci otak, bukan serangan senjata, tapi ideologi yang banyak menyasar berbagai kalangan masyarakat dan pemuda,” tuturnya. 

Dalam tanya jawab dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan, seorang warga menanyakan cara konkret pemerintah Indonesia membangkitkan nasionalisme.

Ryamizard pun menyampaikan, semestinya bela negara dilangsungkan sedini mungkin, misalnya sejak kelas 1 SD. Dengan demikian, timbul kebanggaan di hati anak-anak Indonesia.

Hal ini dinilai Ryamizard akan mengatasi ancaman nyata di masa sekarang.

Ancaman saat ini antara lain terorisme, radikalisme, pemberontakan senjata, bencana alam dan lingkungan, wabah penyakit, peredaran dan penyalahgunaan narkoba, dan perang siber dan intelijen.

Terorisme dan radikalisme dinilai sangat nyata merusak keutuhan bangsa sebab menebar ketakutan, saling curiga, dan menghancurkan budaya toleransi.

Dia juga mengingatkan, gerakan ISIS yang semakin menjadi-jadi, sesungguhnya hanya buah konflik politik Irak Suriah, bukan konflik agama.

Namun, ISIS kemudian membungkus gerakannya dengan agama supaya mudah merekrut para relawan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com