Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Airlangga Pribadi Kusman
Dosen Universitas Airlangga

Pengajar Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga  

Associate Director Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC)  

 

Pilkada Jakarta dan Superman versus Batman

Kompas.com - 11/03/2016, 11:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Logika pasar dan kepentingan jejaring bisnis-politik elite untuk sekedar menguasai institusi publik juga sejalan dengan cara pandang politik yang terbatas pada menjamurnya industri survey yang mengukur popularitas dan pencitraan politik.

Dalam atmosfer politik yang didominasi oleh tarikan gravitasi modal dan kekuasaan, politik tidak tumbuh sebagai cara pandang kritis untuk membongkar bagaimana realitas tercipta dari proses pertarungan sosial dan dominasi kekuasaan yang timpang.

Selama 16 tahun era post-authoritarianism, kita tidak belajar bahwa politik sebagai perjuangan bersama adalah soal bagaimana membangun basis sosial kolektif lintas sektoral, lintas kelas dan lintas golongan untuk mendorong perubahan bermakna.

Memang bahwa kita sudah menyadari ada yang salah dengan bagaimana arena politik ini terselenggara dan berjalan. Sebagian dari kita sudah muak dengan bagaimana politik tak lebih dimaknai sebagai panggung sandiwara dan pencitraan untuk menguasai dan menjarah institusi publik bagi kepentingan kelompok mereka.

Namun demikian, di balik kegeraman kita akan perilaku para politisi dan maneuver-manuver predatorisnya, cara kita memandang politik seperti cara warga Gotham City mengelu-elukan kehadiran Batman dalam memberantas kejahatan.

Kita melupakan bahwa tanpa melek politik dan kesadaran kritis untuk merumuskan agenda-agenda politik kota, maka seorang figur Batman seperti Ahok ataupun nama-nama lain seperti Yusril Ihza Mahendara ataupun Sandiaga Uno tidak terlepas dari kepentingan politik yang dapat bertentangan dengan hajat hidup warga miskin di Kota Jakarta.

Pangeran: Organisasi Kolektif

Dalam karya klasik politik yang banyak disalahpahami buah karya Machiavelli berjudul Il Principe, disebutkan bahwa dalam suasan saat negara menghadapi krisis, dibutuhkan hadirnya seorang pangeran yang membela dan dicintai oleh warga sekaligus disegani lawan-lawan politiknya.

Zaman demokrasi membutuhkan tampilnya pangeran yang tidak mewujud mewujud dalam figur personal melainkan organisasi-organisasi kolektif yang mampu merajut berbagai kepentingan sektoral dalam rumusan agenda politik perubahan. Sebuah organ yang tidak dipimpin oleh superhero di atas kita, namun digerakkan oleh kerja-kerja kita secara setara, duduk sama rendah berdiri sama tinggi.

Di tengah terseretnya partai-partai mapan sebagai instrumen pertahanan kemakmuran dan kekuasaan, kita membutuhkan hadirnya organisasi alternatif yang dalam perjalanannya sanggup bermetamorfosis menjadi partai politik baru.

Pangeran baru yang kehadirannya bukan sekedar menjadi kendaraan bagi superhero. Organisasi kolektif yang mampu menggugat dan menunjukkan berbagai persoalan krusial yang dihadapi oleh warga, seperti bahwa hak asasi orang-orang miskin yang tergurus harus diperjuangkan bukan dilibas.

Organisasi kolektif yang mampu menyoroti bahwa kepentingan investasi dan modal bukanlah panglima yang dapat meminggirkan kepentingan warga miskin Jakarta.

Tentu pula kita menolak hadirnya para politisi lain berlagak superhero, yang mengendap-endap mencari panggung di balik karakter rasistik maupun kepentingan golongan tertentu. Ketika kesadaran politik seperti ini sudah terbangun, maka ada harapan kita bahwa politik bukan lagi semata-mata soal masyarakat yang menonton, melainkan warga yang berpartisipasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com