Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jero Wacik Gunakan Uang Negara untuk Biayai Ulang Tahun hingga Beli Tiket Konser

Kompas.com - 27/11/2015, 08:42 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik kerap menggunakan dana operasional menteri (DOM) yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk kepentingan pribadinya.

Dana itu seharusnya digunakan untuk menunjang kegiatan yang berkaitan dengan tugasnya sebagai menteri.

Hal itu terungkap dalam persidangan kasus dugaan korupsi yang menjeratnya. Jero juga diketahui meminta DOM tambahan dari dana hasil imbal jasa rekanan dalam kegiatan Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM.

Sejumlah saksi yang merupakan mantan anak buahnya menuturkan, anggaran DOM itu digunakan untuk membiayai acara ulang tahun, pencitraan, hingga membeli tiket konser.

1. Acara ulang tahun Jero dan istrinya

Anggota Staf Bagian Financial Controller Hotel Dharmawangsa Jakarta, Hendra Setiawan, mengaku pernah ada tagihan ke Kementerian ESDM untuk acara ulang tahun Triesna Wacik, istri Jero Wacik, yang diselenggarakan di hotel tersebut.

Menurut Hendra, yang membayar biaya acara tersebut adalah Kementerian ESDM dengan nilai sebesar Rp 600 juta.

"Laporan tahun 2012, ada acara ultah yang dibayarkan oleh Kementerian ESDM. Saya tidak tahu siapa yang bayar, yang pasti ESDM," ujar Hendra.

Dalam sidang tersebut, anggota staf bagian penagihan invoice bernama Suharto juga dihadirkan.

Ia yang menagih langsung invoice ke Agung Pribadi yang saat itu merupakan Kabag Rumah Tangga Biro Umum untuk membicarakan pembayarannya.

Beberapa hari kemudian, Pribadi mendatangi Hotel Dharmawangsa dan membawa tas berisi uang untuk melunasi sisa pembayaran secara tunai.

Pesta ulang tahun Triesna sekaligus peluncuran buku Adikriya Sulam Indonesia diadakan pada 10 April 2012 dengan biaya sebesar Rp 619.026.583. Pembayaran acara itu sepenuhnya ditangani oleh Kementerian ESDM melalui Agung.

Kemudian, pada 24 April 2012, giliran Jero yang menggunakan uang negara untuk merayakan ulang tahunnya. Biaya acara tersebut sejumlah Rp 379.065.174.

Selain itu, Jero juga menggunakan uang DOM untuk membiayai berbagai acara pribadinya, antara lain acara makan malam di Hotel Dharmawangsa dan peluncuran buku berjudul Jero Wacik di Mata 100 Tokoh.

2. Ngaben di Bali

Mantan Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Luh Ayu Rusminingsih mengaku pernah diminta Jero Wacik membeli tiket untuk keluarganya pergi ke Bali demi kepentingan pribadi.

"Tahun 2008, almarhum bapaknya Pak Jero meninggal, ada ngaben. Keluarga besar beliau datang ke Bali untuk lihat pengabenan," ujar Ayu.

Menurut Ayu, biaya keberangkatan Jero dan keluarganya tersebut bukan perjalanan dinas sehingga tidak bisa ditutupi oleh DOM.

Namun, Jero tetap menggunakan DOM untuk kepergian tersebut.

Akhirnya, Ayu dan bawahannya berinisiatif menutupinya dengan laporan pertanggungjawaban fiktif.

"Akhirnya diambil inisiatif atas seizin Kepala Biro Keuangan, dibuatkan fiktif perjalanan dinas pegawai dan pejabatnya untuk mem-back up. Saya dipakai namanya juga, staf-staf juga," kata dia.

3. Jalan-jalan ke luar negeri dan belanja

Mantan Staf Biro Keuangan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Maesaroh mengaku mengetahui bahwa ada bagian uang dari DOM yang digunakan oleh Jero Wacik untuk kepentingan keluarga.

"Pernah buat kesaksian, ada uang muka DOM yang digunakan perjalanan Ibu Menteri dan keluarga?" tanya jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Iya," jawab Maesaroh singkat.

Maesaroh mengaku mengetahui penggunaan DOM tersebut dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) Menteri, Siti Alfiah alias Evi.

Saat itu, Evi mengaku kebingungan bagaimana mengajukan pertanggungjawaban atas pengeluaran yang tidak bisa ditutupi dengan DOM.

Akhirnya, mereka sepakat membuat laporan pertanggungjawaban perjalanan dinas fiktif untuk menutupinya.

"Pada saat itu, ada disposisi, untuk menanyakan hal untuk apa (pengeluaran itu). Dari TU menteri, (katanya) itu untuk menutupi perjalanan ibu menteri dan keluarganya," kata Maesaroh.

Mantan Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan Kemenbudpar, Luh Ayu Rusminingsih, juga mengaku kerap diminta memenuhi kebutuhan pribadi Jero dan keluarganya.

Ayu membenarkan bahwa Jero memerintahkan dia untuk mengikutsertakan anak dan istrinya mengikuti kunjungan kerja menteri di dalam negeri, membelikan tiket anak Jero untuk studi di luar negeri, membelikan tiket konser untuk anak Jero, dan membeli tas dan selendang untuk istri Jero, yang semua pembelian itu berasal dari DOM.

4. Daniel Sparringa

Mantan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Daniel Sparringa, mengakui ada pemberian ratusan juta rupiah dari Jero Wacik.

Pemberian tersebut, kata Daniel, bermula dari perbincangannya dengan Djoko Suyanto yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

Daniel mengeluhkan kecilnya dana operasional sehingga tidak dapat menutupi kebutuhan lainnya yang tidak ditunjang APBN, misalnya uang transportasi lembur, bertemu aktivis, dan sejumlah kegiatan lain yang sifatnya mendadak dan butuh waktu cepat untuk dilakukan.

Djoko kemudian menyampaikan kepada Jero dan menyanggupi pemberian uang ke Daniel. Penerimaan uang pertama terjadi pada November 2011 sebesar Rp 25 juta.

Daniel mengatakan, pemberian terus dilakukan dan jumlahnya terus bertambah hingga Rp 40 juta sampai Juni 2013 sehingga total uang yang diterimanya sebesar Rp 637 juta.

Namun, belakangan pemberian uang dari Kementerian ESDM terus terlambat sampai akhirnya pemberian uang berhenti di tengah jalan.

"Sampai saya memutuskan, sudah tidak usah lagi ditanyakan. Ini kok seolah kebalik, kayak kita yang minta. Jadi, Juni itu terakhir," kata Daniel.

5. Pencitraan di "Indopos"

Pemimpin Redaksi Indopos M Noer Sardono alias Don Kardono mengakui adanya kontrak antara PT Indopos dan Kementerian ESDM untuk pencitraan.

Don menyebut pencitraan di Indopos itu sebagai "smart reporting" atau dengan maksud menuliskan berita-berita positif Kementerian ESDM.

"Kami diminta Waryono Karno (mantan Sekjen KESDM) membantu pencitraan atau mengemas berita positif tentang Jero Wacik," ujar Don.

Perjanjian diteken pada 19 Januari 2012 untuk waktu satu tahun. Nilai kontrak yang disepakati sebesar Rp 3 miliar. Namun, setelah tiga bulan berjalan, perjanjian mereka tidak berjalan mulus.

Uang yang dibayarkan Kementerian ESDM juga kurang, baru sebesar Rp 2 miliar. Sejak awal, kata Don, Waryono menyatakan bahwa biaya pencitraan itu tidak dianggarkan oleh negara atau, mengutip istilah Waryono, disebut dengan "kita-kita saja".

Namun, Don mengaku terkejut saat namanya disebut dalam kasus dugaan korupsi yang menjerat Jero.

Don mengatakan, dia tidak mengetahui asal-usul uang pencitraan itu.

Mantan Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial yang sebelumnya bersaksi mengatakan, biaya pencitraan tidak termasuk dalam APBN Kementerian ESDM sehingga harus mencari sumber lain untuk membiayainya.

Akhirnya, uang untuk pencitraan diambil dari hasil imbal jasa atau kickback dari rekanan penyedia jasa konsultansi di lingkungan Setjen Kementerian ESDM.

6. Pijat tiga kali seminggu

Mantan ajudan Jero, Jemmy Alexander, mengaku dirinya rutin diberi uang sebesar Rp 10 juta per minggu untuk menunjang kegiatan sehari-hari Jero untuk makan dan kegiatan setelah lembur bekerja.

Saat itu, Jemmy dikonfirmasi oleh jaksa soal biaya yang dikeluarkan Jero untuk pijat sebesar Rp 2 juta per minggu.

"Benar, kurang tidur setiap hari. Jadi, harus dipijat," kata Jemmy.

Secara terpisah, mantan Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Luh Ayu Rusminingsih mengaku harus menggelembungkan harga dalam sejumlah penggunaan DOM dan membuat laporan fiktif untuk menutupi penggunaan DOM yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Contoh, bapak kan suka refleksi. Jadi, hal seperti itu tidak layak dimasukkan dalam pertanggungjawaban. Lagian kan tidak mungkin (pihak jasa) refleksi dimintai kuitansi," kata dia.

7. Tiket konser Lady Gaga dan Stevie Wonder

Dalam kesaksiannya, mantan Kepala Bagian Kerja Sama Kementerian ESDM Atena Falahti mengaku pernah diminta Waryono Karno untuk mencarikan tiket konser artis Lady Gaga dan Stevie Wonder.

Atena mengatakan, tiket konser tersebut merupakan permintaan Jero Wacik untuk keluarganya.

"Iya ada, tiket Lady Gaga untuk keluarga Pak Menteri. Ada juga Stevie Wonder," ujar Atena.

Atena mengatakan, uang yang dikeluarkan untuk tiket Lady Gaga sebesar Rp 10 juta dan tiket Stevie Wonder sebesar Rp 50 juta.

Tiket tersebut dibelinya secara online dan meminta uang ke Kepala Bidang Pemindahtanganan, Penghapusan, dan Pemanfaatan Barang Milik Negara (P3BMN) Sri Utami.

"Kemudian, tiketnya diserahkan ke protokoler untuk diserahkan ke Pak Menteri," kata Atena.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com