JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengatakan, banyaknya persoalan yang menimpa Partai Golkar saat ini dapat membuat partai tersebut semakin terpuruk.
Menurut Siti, pembenahan internal diperlukan agar partai tersebut dapat diselamatkan.
"Golkar saat ini ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga. Kadernya dinilai publik melanggar kepatutan, apalagi kader tersebut yang menjabat sebagai Ketua DPR RI," ujar Siti dalam diskusi di Media Center Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (20/11/2015).
Menurut Siti, jika konflik internal terus berkecamuk, hal itu sama saja membiarkan terjadinya pembusukan politik di internal partai. (Baca: Setya Novanto: Saya Tak Pernah Akui Rekaman Itu Suara Saya)
Dalam kondisi ini, soliditas partai akan berkurang, dan semua pihak yang berada di dalam Golkar akan dirugikan.
Menurut Siti, beberapa perubahan sistem diperlukan di internal Golkar. Pertama, Golkar perlu membenahi sistem kontes dengan baik. (Baca: Stafsus Menteri ESDM Sambangi KPK, Ada Apa?)
Salah satu caranya dengan menghindari konflik kepentingan dilibatkan dalam pemilihan pemimpin. (Baca: Yorrys: Semua Parpol Marah, Kasus Setya Novanto Harus ke Jalur Hukum)
Kedua, Golkar perlu melakukan regenerasi kepemimpinan secara lebih baik. Menurut Siti, Golkar saat ini belum mampu melakukan perubahan dari golongan ke partai. Akibatnya, rekrutmen kader dan regenerasi kepemimpinan tidak berjalan lancar.
"Mau tidak mau Golkar harus berbenah, tidak ada kata terlambat. Bahwa siapa pun yang cinta Golkar, fokusnya adalah institusi, tidak orang per orang lagi," kata Siti. (Baca: "Freeport Jalan, Kita 'Happy', Kita Golf, Kita Beli 'Private Jet'")
Sengketa dualisme kepengurusan Partai Golkar belum juga terselesaikan hingga saat ini. Kondisi tersebut ditambah dengan adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Ketua DPR Setya Novanto, yang merupakan salah satu kader Partai Golkar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.