Peran dominan
Ciri paling khas dari medsos adalah kebebasan tiap individu memilih pintu informasi. Informasi pun berputar cepat dan masif. Netizen terus dijejali beragam isu, mendorong mereka untuk peka atas kondisi terbaru, termasuk langkah dan kebijakan pemerintah.
Di medsos, publik bisa secara spontan menyahut dan berbagi informasi. Respons spontan netizen pun bisa langsung direkam dan ditangkap pemegang kebijakan.
Tingginya antusiasme mengawasi jalannya pemerintahan menjadi modal penting. Betapa tidak, setiap menit tak kurang sembilan cuitan menyinggung pemerintahan. Namun, perlu dicermati siapa yang menjadi rujukan atau penggerak percakapan.
Berbagai isu hangat di medsos kerap digerakkan akun nonindividual (anonim) serta selebritas medsos. Akun nonindividual adalah akun yang tidak menyertakan identitas individu secara jelas dan cenderung aktif menyuarakan kepentingan kelompok tertentu.
Sementara selebritas medsos adalah akun dengan identitas jelas dan memiliki pengaruh besar karena diikuti banyak netizen. Tak jarang perang opini di medsos, jika ditelusuri, berpusar pada dominasi sejumlah akun tertentu. Tujuannya jelas, memengaruhi dan mengarahkan opini publik.
Dominasi isu yang digerakkan oleh media massa lebih banyak bersifat politis dan elitis. Sementara rangkaian isu yang digerakkan publik (organik) lebih terkonsentrasi pada hal-hal yang lekat dengan kepentingan mereka serta gerakan moral atau sosial.
Secara umum, jumlah perputaran isu organik lebih tinggi dibandingkan dengan isu yang digerakkan akun media.
Meski demikian, media massa masih menjadi motor penggerak isu yang paling efektif. Berbagai isu yang didorong media disambut netizen sehingga menjadi perbincangan organik.
Selama setahun terakhir, isu terbanyak dicuitkan netizen terkait pemerintahan Jokowi-Kalla adalah kenaikan harga bahan bakar minyak. Sementara akun media massa secara akumulatif paling banyak mencuitkan kasus Budi Gunawan, disusul pelantikan Kepala Polri.