"Audit ini penting untuk menjelaskan tentang jemaah haji Indonesia yang nyelonong padahal bukan waktunya melakukan jumrah. Itu artinya ada aparat kita yang lengah," kata Muzani saat dihubungi, Minggu (27/9/2015).
Ketua Fraksi Gerindra ini tidak memungkiri sulitnya mengendalikan jamaah yang berjumlah hingga 170 ribu orang. Namun, sambung dia, adanya audit tersebut bisa menjelaskan sistem pengurusan jamaah haji dan lengahnya para petugas haji.
Dengan begitu, pemerintah pun bisa mengantisipasi agar hal-hal serupa tidak kembali terjadi pada musim haji berikutnya. "Kita juga harus mendesak pemerintah Arab Saudi untuk melakukan imvestigasi secara transparan, terbuka, menyeluruh dan kita dilibatkan. tapi kita juga melakukan audit sendiri," ucap dia.
Tragedi di Mina terjadi pada Kamis (24/9/2015) pagi waktu setempat. Jemaah haji berdesak-desakan menuju lokasi lempar jumrah yang membuat mereka terinjak-injak. Menteri Kesehatan Arab Saudi Khalid Al-Falih menyebut korban jiwa dalam tragedi itu mencapai 769 orang dan 934 orang mengalami luka-luka.
Adapun warga negara Indonesia korban tewas dalam peristiwa itu yang telah teridentifikasi sebanyak 22 orang.