Kepercayaan publik yang besar tentu menjadi modal sosial bagi pemerintahan JKW-JK, terutama dalam menyelesaikan insiden antarpemeluk agama, seperti yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua, pada Lebaran lalu.
Selain faktor kepercayaan yang relatif tinggi kepada pemerintah, sembilan bulan pemerintahan juga ditandai dengan membaiknya persepsi publik di bidang ekonomi. Jika dibandingkan dengan triwulan lalu, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah di bidang ekonomi relatif membaik.
Dalam survei kali ini, tingkat kepuasan responden mencapai 44,2 persen, naik dari 37,5 persen pada survei sebelumnya. Strategi pemerintah mendistribusikan "kartu pintar" kepada masyarakat kelas bawah serta upaya meredam gejolak ekonomi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan kebutuhan pokok selama Ramadhan juga membuat publik merespons positif.
Sejumlah indikator ekonomi makro cukup mendukung persepsi itu. Sebut saja nilai inflasi yang terkendali dan impor beras yang berkurang jauh. Selain itu, keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur juga menjadi pertimbangan responden.
Munculnya sejumlah kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri padat karya dan jasa, seperti perhotelan, menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk triwulan ke depan. Langkah Presiden Jokowi menjamin perhatian pemerintah atas pelambatan ekonomi dan memastikan dunia usaha mendapat dukungan untuk segera berlari kencang tampak cukup membantu keadaan. Hal itu memastikan kepada publik bahwa situasi perekonomian Indonesia cukup aman dari isu ancaman krisis ekonomi yang dilontarkan sejumlah pihak sebelumnya.
Citra Presiden
Membaiknya persepsi publik terhadap kinerja pemerintah membuat citra Presiden dan Wakil Presiden ikut naik. Pada triwulan pertama, ketika tingkat kepuasan publik relatif tinggi, mayoritas (89 persen) responden menilai citra Presiden positif. Saat triwulan kedua kinerjanya dinilai turun, citra positif juga menurun (65,2 persen). Kini, ketika tingkat kepuasan publik meningkat, proporsi responden yang menilai citra positif Presiden naik menjadi 80,5 persen. Pemerintah mampu menumbuhkan kembali kepercayaan publik yang sebelumnya sempat turun. Kepercayaan mulai meningkat kembali, terutama di kalangan masyarakat bawah dan pendukung "JKW-JK". (Yohan Wahyu/Litbang Kompas)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Juli 2015, di halaman 5 dengan judul "Kinerja Pemerintah di Mata Publik".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.