Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BIN Dikhawatirkan Hanya Jadi Alat Penguasa

Kompas.com - 11/06/2015, 15:29 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Program Imparsial Al Araf mengkhawatirkan Badan Intelijen Negara (BIN) nantinya hanya akan tunduk pada rezim pemerintahan, jika dipimpin oleh Sutiyoso, yang saat ini merupakan pimpinan partai politik pendukung pemerintah. Sutiyoso dinilai terlibat aktif dalam pemenangan Presiden Joko Widodo saat masa kampanye pada pilpres 2014.

"Sutiyoso adalah salah satu tokoh pemenangan Jokowi dalam pilpres. Bahaya jika institusi keamanan intelijen dipimpin tokoh politik. BIN tidak boleh mengabdi pada rezim pemerintah, tetapi pada negara," ujar Al Araf, dalam konferensi pers di Kantor Imparsial, Jakarta, Kamis (11/6/2015).

Menurut dia, seorang Kepala BIN seharusnya terlepas dari kepentingan mana pun. Sehingga pada prinsipnya, Kepala BIN haruslah memiliki syarat akuntabel, tidak terlibat politik, tidak memiliki kepentingan bisnis, serta sepenuhnya mengabdi pada kepentingan negara.

Koordinator Riset Imparsial Gufron Mabruri mengatakan, pemilihan Kepala BIN seharusnya tidak sekadar mengganti orang, atau sosok. Menurut dia, hal ini berkaitan dengan bagaimana pemimpin dapat menentukan baik dan buruk kiprah BIN di masa depan.

Selain itu, ada kebutuhan lain untuk terus mendesak reformasi intelijen yang sampai saat ini  masih menjadi sorotan. Kepala BIN mempunyai pekerjaan untuk menyelesaikan dugaan pelibatan BIN dalam kasus pembunuhan aktivis HAM Munir.

"Dalam memilih Kepala BIN harus memenuhi berbagai aspek, bukan hanya kapasitas, tapi komitmen HAM, antikorupsi, dan mendorong proses reformasi intelijen negara," kata Gufron.

Presiden Joko Widodo telah mengajukan nama Sutiyoso kepada pimpinan DPR untuk menggantikan Letjen TNI (Purn) Marciano Norman sebagai Kepala BIN. Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, surat penunjukan Sutiyoso rencananya akan dibacakan pada rapat paripurna, sebelum dirapatkan di Badan Musyawarah DPR. Setelah itu, Sutiyoso akan menjalani fit and proper test oleh Komisi I DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com