JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam enam bulan ke depan, ada 38 perwira Polri yang akan mengakhiri masa tugasnya, mulai dari jenderal bintang empat hingga komisaris besar. Dengan demikian, Polri akan melakukan mutasi besar dalam waktu dekat.
"Posisi yang akan dimutasi antara lain posisi-posisi strategis, seperti Asisten SDM, Kadiv Propam, dan sejumlah kapolda," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane seperti dikutip Tribunnews, Selasa (2/6/2015).
IPW menilai mutasi besar ini terlambat dilakukan akibat adanya tarik-menarik di internal Polri. Masing-masing elite ingin menampilkan kader terbaiknya, terutama untuk posisi Asisten SDM, Propam, Kapolda Papua, Kapolda Jabar, Kapolda Metro, dan lain-lain. Akibatnya, meski sudah ada perwira yang pensiun, mutasi belum juga dilakukan.
Mutasi kali ini dilakukan karena dua hal. Pertama, banyaknya perwira yang akan pensiun hingga satu semester ke depan. Perwira yang pensiun meliputi lulusan Akademi Kepolisian tahun 1980 hingga 1985. Di Akpol 1980, ada dua perwira yang pensiun.
Akpol 1981 terbanyak, yakni 15 perwira, termasuk mantan Kepala Polri Jenderal Sutarman yang akan pensiun pada September nanti. Adapun Akpol 1982, ada 10 yang pensiun. Akpol 1983 ada sembilan, Akpol 1984 ada satu, dan Akpol 1985 satu yang pensiun.
IPW menilai tarik-menarik dalam mutasi kali ini terjadi antara Akpol 1982, 1983, dan 1984. Dari Akpol 1982, ada empat teman satu angkatan Kepala Polri Badrodin Haiti yang bakal dimunculkan memegang jabatan strategis, yakni Irjen Ngadino, Irjen Sabar Rahardjo yang pernah dicopot dari Kapolda DIY karena kasus Cebongan, Irjen Happy Kartika, dan Irjen Budi Winarso.
Yang menarik dari mutasi kali ini adalah akan bergesernya perwira Akpol 1986 dan 1987 ke posisi strategis. IPW berharap mutasi kali ini diwarnai dengan semangat reformasi mental dan mengedepankan profesionalisme kepolisian dan bukan hanya karena faktor pertemanan satu angkatan.
"Sehingga proses perubahan Polri bisa segera digulirkan secara cepat dan masyarakat bisa merasakan hadirnya polisi sipil yang profesional," kata Neta. (Johnson Simanjuntak)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.