Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Widjajanto: Presiden Punya Cara Sendiri untuk Evaluasi Kinerja Menteri

Kompas.com - 08/04/2015, 20:05 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, Presiden Joko Widodo selama ini selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja para menteri Kabinet Kerja. Evaluasi itu dilakukan secara rutin. Namun, kata Andi, hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai perombakan (reshuffle) kabinet sebagai tindak lanjut dari evaluasi tersebut.

"Setiap hari dilakukan. Jadi Presiden punya cara untuk mengamati implementasi target-target yang diberikan. Misal kalau ratas (rapat terbatas) seperti ini ada ratas perkebunan, itu selalu disampaikan apa arahan Presiden tentang ini di ratas sbelumnya. Dari situ Presiden bisa evaluasi atau memberi penekanan khusus yang harus dilakukan," ujar Andi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Andi mengungkapkan, Presiden sempat mengevaluasi performa menteri berdasarkan pemberitaan. Namun, metode itu diubah dengan menitikberatkan pada data-data yang lebih konkret. Data-data konkret itu, sebut dia, misalnya, terkait target rencana kerja pemerintah dan daya serap anggaran di kementerian yang dilaporkan oleh Kementerian Keuangan.

"Mana kementerian yang daya serapnya sesuai dengan projectory penggunaan anggaran, mana yang masih di bawah. Karena masih ada sebagian kementerian yang restrukturasi kelembagaannya sedang berlangsung, jadi kalau serapan anggarannya masih rendah masih bisa dipahami," ujar Andi.

Senada dengan Andi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, setiap hari Presiden memberikan ulasan terhadap kinerja masing-masing menteri. Presiden, menurut Pratikno, tak hanya memberikan arahan baku tetapi juga rinci terkait implementasi kebijakan di lapangan.

"Jadi evaluasi berjalan terus. Karena apa? Karena Presiden tidak mau kalau ada kesalahan itu terlambat mengantisipasinya," kata Pratikno.

Saat ditanya apakah evaluasi ini akan berujung pada reshuffle kabinet, Pratikno membantahnya.

"Wah itu reshuffle atau tidak, tidak ada diskusinya," kata dia.

Desakan agar Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet mulai mencuat. Salah satunya dilontarkan Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik Indonesia (kedaiKOPI) yang menyebutkan bahwa dari survei yang mereka lakukan, sebesar 96,5 persen masyarakat ingin Kabinet Kerja segera dirombak.

"Masyarakat tampaknya ingin Presiden Jokowi segera merombak Kabinet Kerja-nya," kata pengamat komunikasi dan politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, Selasa (7/4/2015), seperti dikutip Antara.

Menurut dia, ada sejumlah alasan yang mendesak agar Presiden melakukan perombakan kabinet. Alasan itu, di antaranya, kekecewaan pendukung, kegaduhan politik, harga bahan pokok yang melambung, bagi-bagi kursi BUMN, pelemahan rupiah, hingga program Nawa Cita yang pelaksanaannya dianggap kurang maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com