Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres JK Pasrah 16 WNI di Turki Tidak Ingin Kembali ke Indonesia

Kompas.com - 19/03/2015, 18:12 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah belum menentukan langkah selanjutnya dalam menyikapi 16 warga negara Indonesia yang menolak kembali ke Tanah Air setelah ditahan otoritas Turki saat akan menyeberang ke Suriah. Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, sampai saat ini pemerintah masih berkoordinasi dengan otoritas Turki.

"Ya kalau mau enggak kembali ya bagaimana," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Mengenai status kewarganegaraan mereka, Kalla menyampaikan bahwa kewarganegaraan 16 WNI itu tidak bisa dicabut begitu saja. Harus dilihat terlebih dahulu kesalahan apa yang dilakukan mereka. (Baca: TB Hasanuddin: Ada 514 WNI Gabung dengan ISIS, Empat Tewas)

"Ya selama dia tidak ikut perang, ya kehilangan kewarganegaraan kalau orang ikut perang untuk negara lain. Ya apa kesalahannya dulu, kalau hanya ke Turki kemudian tidak masuk, ya apa kesalahannya orang dicabut?" papar dia.

Terkat kekhawatiran jika para WNI itu akan membawa paham radikalisme apabila kembali ke Indonesia nantinya, Kalla tidak mau berandai-andai. Menurut dia, belum tentu 16 WNI itu ke depannya akan bergabung dengan ISIS. (Baca: 10 Tahun Lagi WNI yang Gabung dengan ISIS Jadi Ancaman Baru Indonesia)

Wapres juga menyampaikan bahwa pemerintah telah membahas kemungkinan ini dengan otoritas Turki.

"Ya kan hubungannya dengan Turki. Kan yang bisa mencegah masuk kan Turki, kita sudah bicara dengan Turki. Tapi di sana kan banyak turis, jadi susah. Turki kan bebas visa," ujar dia.

Sebanyak 16 WNI yang ditahan di Gaziantep, Turki, akan segera dideportasi oleh otoritas setempat. Namun, mereka menolak kembali ke Indonesia. Mereka sudah menjual harta bendanya di Indonesia sehingga tak lagi memiliki tempat tinggal. Mereka diduga hendak bergabung dengan ISIS. (Baca: 16 WNI di Turki Menolak Pulang, Pemerintah Tak Bisa Memaksa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com