JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat teroris dari Universitas Indonesia, Nasir Abbas mengingatkan, bahaya kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) terhadap perkembangan teroris di Indonesia. Para WNI yang kini telah berjuang dengan kelompok itu, suatu saat akan kembali ke Tanah Air dan menjadi ancaman baru bagi kedaulatan ideologi Pancasila.
"10 tahun lagi, mereka yang sudah berhasil di Irak pasti kangen sama kampungnya Indonesia. Akhirnya mereka bergerak untuk selamatkan Indonesia dan menjadikannya negara Islam. Ini sangat mungkin terjadi," kata Nasir saat diskusi bertajuk 'ISIS di Indonesia dan Upaya Pencegahan' di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin sebelumnya menyatakan, jika jumlah WNI yang diperkirakan telah bergabung dengan ISIS sebanyak 541 orang. Namun, menurut Nasir, jumlah itu bukanlah jumlah pasti. Pasalnya, hingga kini proses penyebaran paham ISIS di Indonesia masih berlangsung.
"Bisa saja lebih, atau bisa saja kurang. Karena mereka itu yang diserang ideologi," ujarnya. (Baca: Polri Tidak Tahu Jumlah WNI yang Gabung dengan ISIS)
Nasir yang pernah menjadi mujahidin di Afghanistan ini menambahkan, proses rekruitmen terhadap calon anggota ISIS lebih banyak disasar kepada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Mereka dijanjikan kesejahteraan yang melimpah apabila bersedia bergabung dengan ISIS. Iming-iming itu dianggap cukup ampuh disamping janji masuk surga apabila mereka mengikuti jalan para mujahid itu.
"Tak hanya individu, tapi sudah mengajak keluarga dan kerabatnya untuk jihad. Iming-imingnya masuk surga," katanya. (Baca: Cegah WNI Gabung dengan ISIS, Jokowi Diminta Terbitkan Perppu Khusus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.