Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Kapolri, Puncak Kegeraman Pemilih Jokowi

Kompas.com - 25/01/2015, 21:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu Kapolri dinilai menjadi puncak kegeraman pemilih yang melihat Presiden Joko Widodo gagal membuktikan komitmennya menjaga pemerintahan yang bersih dari kepentingan politik.

Kesimpulan ini merupakan studi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Semarang dari analisa framing terhadap pemberitaan sembilan media cetak nasional a.l. Jakarta Post, Jawa Pos, Kompas, Koran Sindo, Koran Tempo, Media Indonesia, Rakyat Merdeka, Republika dan Suara Pembaruan periode 6 Januari hingga 15 Januari.

Tanggal 6 Januari dipilih sebagai awal karena menjadi awal munculnya isu calon Kapolri yang berasal dari diskusi bertajuk Mencari Figur Kapolri Berjiwa Reformis” yang digelar LSM Kamerad dan Indonesia Police Watch tanggal 5 Januari di Restoran 48 Dimsum Place, Menteng.

Sementara tanggal 15 Januari dipilih menjadi akhir analisa karena merupakan fase pemicu kejadian yang lebih besar pasca-DPR menyetujui Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri meski telah menyandang status tersangka dari KPK dan memicu perlawanan masyarakat.

“Selama 10 hari tersebut, sangat jelas kegagapan Istana dalam berkomunikasi. Hal ini ditambah kemampuan komunikasi Jokowi yang selama ini cenderung stagnan pada tataran low context. Dalam isu ini, keluguan Jokowi yang pada masa kampanye adalah kartu AS saat ini justru menjadi kartu mati,” ujar Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Hukum dan Komunikasi Unika Soegijapranata, Algooth Putranto dalam rilisnya, Minggu (25/1/205).

Dia mencontohkan, jawaban Jokowi di tengah opini yang melihat proses pemilihan tersebut tidak dilakukan dengan benar. Justru dengan lugu dia menyatakan dasar pemilihan calon Kapolri adalah orang yang dekat dengannya, sehingga menjadikan persepsi nepotisme menguat.

Posisi Jokowi semakin terpojok jika melihat aktor-aktor politik di sekeliling Jokowi ternyata tidak konsisten dalam menyampaikan informasi yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka yang menyebabkan degradasi kepercayaan terhadap independensi Presiden Joko Widodo makin menjadi.

Aktor-aktor tersebut a.l para komisioner Kompolnas, Menko Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno, Setkab Andi Widjajanto, Wapres Jusuf Kalla, Mensesneg Pratikno bahkan termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Terbang ke Bali, Bakal Buka KTT WWF ke-10 Besok

Jokowi Terbang ke Bali, Bakal Buka KTT WWF ke-10 Besok

Nasional
MPR Bakal Safari Temui Tokoh Bangsa, Dimulai dengan Try Sutrisno Besok

MPR Bakal Safari Temui Tokoh Bangsa, Dimulai dengan Try Sutrisno Besok

Nasional
Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Nasional
Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Nasional
Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Nasional
Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Nasional
APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com