Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum di Balik Beban Berat Jokowi...

Kompas.com - 18/01/2015, 09:27 WIB


KOMPAS.com - Sepekan terakhir, Presiden Joko Widodo menjadi sorotan publik. Semua perhatian tertuju pada wong Solo itu pasca pengajuan calon Kepala Kepolisian Negara RI, Komisaris Jenderal Budi Gunawan, ke DPR. Di tengah tekanan politik yang kuat, Presiden tetap menjalani tugas kenegaraan dengan senyum meskipun adakalanya menunjukkan rasa tak nyaman.

Kendati aktivitas dan jadwal kerja Presiden berjalan seperti biasa, selama sepekan ini suasana istana maupun saat kunjungan kerja ke beberapa daerah terasa berbeda. Misalnya, kompleks istana yang biasanya terasa hangat mendadak berjarak.

Suasana ini dirasakan pers, yang meskipun datang lebih pagi dan pulang lebih larut, tak bisa leluasa mendekat ke Jokowi seperti biasanya, termasuk mendekat ke istana atau kantor presiden. Padahal, di tengah isu tersebut, pers butuh informasi terbaru.

Presiden dan menteri di sekitarnya, yang biasanya mudah dicegat dan memberikan penjelasan, mendadak irit bicara. Padahal, banyak persoalan yang membutuhkan konfirmasi Presiden, terutama terkait pencalonan Budi Gunawan sebagai Kepala Polri.

Kesempatan mengonfirmasi langsung soal pencalonan Budi Gunawan yang dinilai kontroversial sebagai Kapolri terjadi pertama kali saat Presiden mengunjungi PT PAL Indonesia serta PT Dok dan Perkapalan Surabaya, pekan lalu. Namun, kesempatan itu hanya dijawab Jokowi dengan singkat.

”Sudah dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), hak prerogatif saya pakai, saya pilih. Saya sampaikan ke DPR,” jawabnya dengan mimik wajah serius.

Begitu ditanya apakah pencalonan Budi karena faktor kedekatan, Jokowi balik bertanya, ”Apanya?”

Saat pertanyaan diulang, Jokowi dengan cerdik menjawab, ”Masak saya pilih yang jauh.” Jokowi kemudian tertawa sendiri. Pertanyaan diajukan karena Budi pernah menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri, yang notabene Ketua Umum PDI-P, dan Jokowi adalah kader PDI-P.

Diminta menunggu

Rasa penasaran di balik pengangkatan Budi terus berlanjut saat Presiden mengunjungi PT Pindad di Bandung, Senin (12/1). Presiden kembali mengulang jawabannya terkait pemilihan satu calon dari sejumlah nama usulan Kompolnas. Ia minta publik menunggu proses DPR.

Namun, saat ditanya mengapa Presiden tidak melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan serta Komisi Pemberantasan Korupsi seperti saat memilih Kabinet Kerja, Jokowi seperti tak nyaman. Meski demikian, ia tetap menjawab.

”Nanti kalau saya jawab, larinya ke tempat lain. Sudah,” katanya sambil meninggalkan pers yang terbengong.

Saat dicecar lagi di PT Dirgantara Indonesia. Jokowi menjawab agak tegas, ”Sudah tiga kali saya sampaikan itu. Ini yang terakhir. Proses ini sudah saya sampaikan ke Dewan, silakan tanyakan ke sana.”

Hari berikutnya, Selasa (13/1), situasi mulai memanas. Diawali ketika Presiden menerima Kompolnas. Seperti ingin menjawab keraguan publik terhadap dugaan rekening mencurigakan Budi, Kompolnas yang diketuai Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno menegaskan tak ada yang perlu dipermasalahkan dari pencalonan itu. Alasannya, hal itu didasarkan pada penyelidikan internal Polri.

Petir di tengah hari bolong seperti menyambar saat KPK menetapkan Budi sebagai tersangka korupsi menerima gratifikasi. Waktu diumumkan KPK, Jokowi tengah berada di dalam mobil dinasnya yang tengah melaju menuju kantor Badan Intelijen Negara di Kalibata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Nasional
Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Nasional
Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Nasional
Wilayah Udara IKN Akan Di-'cover' Radar GCI Buatan Perancis

Wilayah Udara IKN Akan Di-"cover" Radar GCI Buatan Perancis

Nasional
ICW Sebut Orang-Orang Kompeten Trauma dengan Pelemahan KPK 2019

ICW Sebut Orang-Orang Kompeten Trauma dengan Pelemahan KPK 2019

Nasional
Menlu Retno Hadiri Pertemuan Doha III, Bahas Nasib Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

Menlu Retno Hadiri Pertemuan Doha III, Bahas Nasib Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

Nasional
Respons Parpol soal Putusan KPU yang Akomodasi Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah

Respons Parpol soal Putusan KPU yang Akomodasi Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
KPK Blak-blakan Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

KPK Blak-blakan Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

Nasional
Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi 'Online'

Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi "Online"

Nasional
Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Nasional
PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

Nasional
Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Nasional
Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Nasional
Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com