Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ibu Susi, Mengapa Ikan di Laut Kita Sering Dicuri? Apa di Laut Mereka Tak Ada Ikan?"

Kompas.com - 23/12/2014, 17:03 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com — "Ibu, kenapa ikan di laut kita sering dicuri? Apa karena laut kita luas dan di laut mereka (para pencuri ikan di lautan Indonesia) tak ada ikannya?"

Pertanyaan sederhana tersebut sontak membuat Bentara Budaya Jakarta pada Rabu (17/12/2014) "menggeliat" oleh tepuk tangan, bercampur senyum, tawa, sekaligus kekaguman.

Seorang anak berseragam Pramuka berdiri di antara puluhan teman-temannya yang berpakaian sama, Rabu siang itu, mengajukan pertanyaan langsung kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang berdiri tepat di depannya.

Anak itu menyebutkan namanya adalah Alam, siswa dari SD Palmerah Pagi, Jakarta Pusat. Selama sekitar setengah menit, keriuhan akibat pertanyaan Alam "mendapatkan" waktu.

Setelah keriuhan cukup reda, Susi pun menjawab. Sama sekali tak ada cemooh ataupun nada menggurui dalam jawabannya.

"Betul. Thailand itu makin sedikit produksi ikannya. Mereka sekarang keliling dunia, mencari ikan," tutur Susi. Namun, kata dia, ternyata di bagian lain dunia ada aturan ketat soal penangkapan ikan dan kapal yang bisa menangkap ikan di wilayahnya.

"Di kita (Indonesia), juga ada aturannya, tetapi laut kita luas. Ini ibu mulai (menegakkan aturan yang seharusnya)," lanjut Susi. "Adik-adik, nanti kalau besar jadilah perwira TNI AL yang hebat, untuk menjaga laut kita ya..."

Tak cukup saya sendiri

Pertanyaan sederhana yang menukik di tengah seminar yang dihadiri para praktisi dan pakar di sektor perikanan itu terjadi pada akhir sesi Susi bicara. (Baca juga: Dan Susi Pudjiastuti Sesaat Kehilangan Kata-kata...)

Beberapa saat sebelumnya, Susi menegaskan, apa pun yang telah dan akan dia kerjakan selagi menjadi menteri ini pada akhirnya ada rutinitas dan waktu yang membatasi.

"Rutinitas di birokrasi kerap membuat kita lupa pada persoalan di lapangan," ujar Susi. "Pada akhirnya, saya juga akan selesai. Setidaknya pasti akan selesai jadi menteri."

Kedua fakta itu, menurut Susi, harus menjadi kesadaran bagi semua orang untuk turut terlibat menjaga dan mengelola laut Indonesia. "Masa depan kita itu ada di laut, seperti kita juga pernah jaya pada masa lalu karena laut," ujar dia, merujuk pada kejayaan pelaut Bugis di antaranya.

"Saya bisa lakukan banyak, tetapi kalau tidak didukung media dan masyarakat, tidak akan berhasil," kata Susi. Peran publik pun tak selalu berkutat di bidang kelautan itu sendiri, tetapi bisa di segala bidang.

Soal kebijakan, Susi menyatakan tak selamanya dia akan berkutat dengan penenggelaman kapal. Namun, ujar dia, memunculkan efek jera merupakan langkah yang sekarang dibutuhkan.

"Tidak selamanya begitu, tetapi sekarang adalah untuk memberikan efek jera." Terlebih lagi, ujar dia, negara lain juga sebenarnya melakukan hal yang sama.

KOMPAS.com/Roderick Adrian Mozes Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat membuka seminar peringatan 10 tahun tsunami Aceh di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Bersamaan dengan itu, aturan-aturan yang bertujuan meningkatkan produktivitas perikanan—seperti melarang transhipment—akan terus Susi buat. Alasan yang sama mendasari pembentukan satgas maupun pengadilan perikanan. "Itu semua tetap terbatas."

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com