”Untuk menghadapi parlemen, Jokowi-JK dapat langsung berkoalisi dengan pemilik suara dan kedaulatan, yakni rakyat. Jokowi-JK harus mampu membangun komunikasi politik dengan rakyat sehingga program-program yang diusulkan mendapat dukungan langsung dari rakyat,” ujar Erwan.
”DPR itu wakil rakyat. Jika aspirasinya berbeda dengan rakyat, rakyat yang akan meninggalkan wakilnya,” tambahnya.
Rakyat memang harus selalu dirangkul oleh Jokowi-JK, KIH, KMP, dan semua elite politik negeri ini.
Namun, saat ini, KIH juga punya tantangan lain, yaitu harus secepatnya memperbaiki diri untuk menghadapi berbagai pertarungan politik lain yang masih akan terjadi di parlemen.
Strategi baru perlu disusun. Kelemahan lawan dan diri sendiri harus dikenali dan dicari solusinya. Jika sulit meluncurkan jurus-jurus keras, dapat saja dilontarkan jurus lain, seperti mengikuti gerak lawan, merangkul, dan kemudian baru mengunci.
Efektivitas strategi lama, seperti menginterupsi dan bahkan memblokir sidang paripurna atau sidang komisi, perlu ditinjau ulang.
Tegur pemimpin yang tidak bekerja keras dalam berpolitik. Jika perlu, panglima dan para senapati dari KIH yang dirasa kehilangan daya kepemimpinan harus dipangkas.
Langkah cepat, tepat, dan jitu kini harus segera dipikirkan secara serius dan dilakukan dengan penuh totalitas oleh KIH. Itu jika KIH masih meyakini bahwa visi, misi, dan program mereka adalah yang terbaik bagi rakyat sehingga harus terus diperjuangkan. (HARYO DAMARDONO/ANITA YOSSIHARA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.