Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasyim Muzadi: Revolusi Mental Memerlukan Keteladanan

Kompas.com - 23/09/2014, 18:01 WIB

Apa harapan Bapak untuk pemuda-pemudi NU di masa kini?

(Yeyen Janatul I,liyin, Geografi. Universitas Negeri Semarang)

Saya berharap mereka mewarisi mindset (tata berpikir) dan tata bertindak Nahdlatul Ulama (NU) baik untuk pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara.

Karakter dan kekhususan dari NU bukan hanya mengerti agama, tapi juga mengerti cara melaksanakannya di dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia.

Pak Kiai, menurut interpretasi Anda, lima tahun ke depan akan seperti apa perubahan yang terjadi di negara ini dengan adanya duet pemimpin baru Jokowi dan JK?

(Reginald Izaac, Palem Semi Karawaci, Tangerang)

Dalam satu dan dua tahun pertama, kemungkinan ada kekagetan sosial karena lompatan yang dirancang pemerintah Jokowi-JK dalam mengonsolidasikan demokrasi serta mengefektifkannya.

Oleh karena itu, perlu dijaga agar selanjutnya bisa berkembang dan mapan.

Ketika Gus Dur wafat, kami kehilangan sosok pluralis, demokrat, dan pelindung wong cilik. Sejak itu kami tidak tahu harus mengadu ke siapa masalah yang kami hadapi. Sanggupkah KH Hasyim Muzadi meneruskan spirit almarhum Gus Dur?

(YB Sugimo, Bandung)

Tidak pernah ada di dunia ini dua orang yang sama dan sebangun. Saya akan berusaha, sekalipun dengan pendekatan yang berbeda dengan Gus Dur.

Gus Dur memulai pemikirannya dari filsafat menuju agama-agama. Sementara saya berangkat dari kemurnian agama-agama untuk filsafat dan kemanusiaan.

Pak Hasyim, agenda yang penting dalam pemerintahan baru Jokowi adalah pemberantasan korupsi. Meskipun pada pemerintahan SBY banyak kasus korupsi terbongkar, tetapi pelaku korupsi belum juga jera. Apa yang harus dilakukan Jokowi agar penanganan kasus korupsi lebih membuat efek jera terhadap pelakunya?

(Didie Yusat, Sukoharjo)

Gebrakan KPK sebenarnya adalah trigger (pemicu) untuk pemberantasan korupsi karena lembaga-lembaga hukum konvensional terasa tidak menggigit dalam pemberantasan korupsi.

Namun untuk memberantas korupsi tidak cukup hanya dengan KPK tapi seluruh penyelenggara negara harus difungsikan dan didukung oleh rakyat secara semesta. Oleh karena itu pemberantasan korupsi haruslah bersifat sistemik dan merupakan gerakan nasional. Kita bisa melihat negara-negara yang berhasil memberantas korupsi ternyata tidak hanya represi.

Saat ini marak kita dengar korupsi sudah mulai menjerat orang-orang yang katanya dekat dengan agama. Apakah menurut Bapak ini disebabkan oleh kesalahan konsep pendidikan agama kita selama ini?

(Yamin Yakub P Saragih, xxxx@gmail.com)

Tidak ada agama yang membolehkan korupsi. Oleh karena itu, korupsi bukan kesalahan konsep agama, tetapi kesalahan kemampuan orang dalam menjalankan agamanya.

Ketidakmampuan tersebut tidak hanya karena faktor rendahnya pengertian agama, tapi juga karena faktor impitan ekonomi, peluang peraturan yang memungkinkan terjadinya korupsi serta sifat keserakahan.

Dengan demikian, korupsi terjadi karena akumulasi dari beberapa faktor tersebut. Agama sering kali hanya dimengerti secara artifisial, tetapi belum sampai pada pemahaman agama dan belum pemilikan (internalisasi) agama.

Bapak sangat sadar bahwa kemiskinan itu mendekatkan manusia pada kekufuran. Dapatkah Bapak menerangkan usaha apa saja yang telah dan sedang dijalankan oleh para pemimpin Islam dunia dalam kaitan penanggulangan kemiskinan umat Islam?

(Eddy OMBoekoesoe, Jakarta)

Kekufuran artinya pengingkaran. Misalnya, pengingkaran terhadap aturan, norma, dan ujungnya adalah pengingkaran terhadap ajaran agama. Sebenarnya Islam telah mengajarkan pemerataan ekonomi suatu negara. Tidak diperkenankan adanya akumulusi kekayaan negara yang hanya dimiliki oleh beberapa gelintir orang kaya, sedangkan mayoritas masyarakat miskin tidak mendapatkan peluang dan bagiannya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elektabilitas Kaesang Tinggi di Jateng, Cak Imin Sebut PKB Masih Usung Gus Yusuf

Elektabilitas Kaesang Tinggi di Jateng, Cak Imin Sebut PKB Masih Usung Gus Yusuf

Nasional
Keberhasilan UU KIA dan Tantangan DPR Sahkan UU Perlindungan PRT

Keberhasilan UU KIA dan Tantangan DPR Sahkan UU Perlindungan PRT

Nasional
Pemerintah Indonesia-Azerbaijan Komitmen Kembangkan Inovasi Pelayanan Publik

Pemerintah Indonesia-Azerbaijan Komitmen Kembangkan Inovasi Pelayanan Publik

Nasional
DPR Akan Panggil Menag Yaqut, Garuda, dan Menkes Buntut Pelayanan Haji 2024 Buruk

DPR Akan Panggil Menag Yaqut, Garuda, dan Menkes Buntut Pelayanan Haji 2024 Buruk

Nasional
Ingatkan Polisi, Jokowi: Rakyat Melihat Seluruh Gerak-gerik Polri

Ingatkan Polisi, Jokowi: Rakyat Melihat Seluruh Gerak-gerik Polri

Nasional
Hari Bhayangkara ke-78 di Monas, Prabowo Hadir meski Baru Saja Dioperasi

Hari Bhayangkara ke-78 di Monas, Prabowo Hadir meski Baru Saja Dioperasi

Nasional
Penyidik Digugat Pihak Hasto, KPK: Kami Profesional dalam Bertugas

Penyidik Digugat Pihak Hasto, KPK: Kami Profesional dalam Bertugas

Nasional
Selain Andika, PDI-P Siapkan Risma di Pilkada Jakarta

Selain Andika, PDI-P Siapkan Risma di Pilkada Jakarta

Nasional
Pemerintah Buka Lowongan CPNS di IKN untuk 2.000 Putra-Putri Daerah Kalimantan

Pemerintah Buka Lowongan CPNS di IKN untuk 2.000 Putra-Putri Daerah Kalimantan

Nasional
KIP Kuliah Terdampak Peretasan PDN, Pemerintah Minta Mahasiswa Sabar Unggah Ulang Data

KIP Kuliah Terdampak Peretasan PDN, Pemerintah Minta Mahasiswa Sabar Unggah Ulang Data

Nasional
Soal Amandemen UUD 1945, Said Abdullah: Kuatkan Kewenangan MPR hingga Sistem Pemilu

Soal Amandemen UUD 1945, Said Abdullah: Kuatkan Kewenangan MPR hingga Sistem Pemilu

Nasional
Jokowi Perintahkan Menpan RB Susun Aturan Detail Pemindahan ASN ke IKN

Jokowi Perintahkan Menpan RB Susun Aturan Detail Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Menko PMK: Kecurangaan PPDB Sulit Ditindak Tanpa Pembentukan Satgas

Menko PMK: Kecurangaan PPDB Sulit Ditindak Tanpa Pembentukan Satgas

Nasional
Berkali-kali Lawan KPK, Tim Hukum PDI-P: Bukan Baper, Kami Percaya Hukum

Berkali-kali Lawan KPK, Tim Hukum PDI-P: Bukan Baper, Kami Percaya Hukum

Nasional
Elektabilitas Kaesang Tinggi di Jateng, Gerindra: Kan Kampung Jokowi, Keluarga Besarnya 'All Out' Menangkan Prabowo

Elektabilitas Kaesang Tinggi di Jateng, Gerindra: Kan Kampung Jokowi, Keluarga Besarnya "All Out" Menangkan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com