Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Raisopopo", Puisi Waketum Gerindra untuk...

Kompas.com - 16/04/2014, 20:48 WIB
Meidella Syahni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Membuat puisi seolah menjadi "tradisi" Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon dalam berpolitik. Kali ini ia membuat puisi dengan judul "Raisopopo", sekilas mirip dengan istilah "rapopo" yang tengah populer di jagat maya.

Dalam konferensi pers di kantor DPP Gerindra, Jakarta, Rabu (16/4/2014), Fadli membacakan puisinya. Dalam konferensi itu, Fadli memaparkan tentang langkah-langkah yang dilakukan Gerindra dalam membangun koalisi dengan partai lain.

Awalnya, Fadli enggan membacakan puisi tersebut dan membagikan salinan lirik puisi kepada wartawan. "Ah nanti ribut lagi," katanya. Namun, wartawan terus memintanya membacakan puisi itu. Fadli akhirnya membacakan puisi tersebut. "Didiktekan dari Atas," kata Fadli tentang sumber inspirasi puisi itu. Berikut isi puisi tersebut.

Raisopopo

Aku raisopopo
Seperti wayang digerakkan dalang
Cerita sejuta harapan
Menjual mimpi tanpa kenyataan
Berselimut citra fatamorgana
Dan kau terkesima

Aku raisopopo
Menari di gendang tuan
Berjalan dari gang hingga comberan
Menabuh genderang blusukan
Kadang menumpang bus karatan
Di antara banjir dan kemacetan
Semua jadi liputan
Menyihir dunia maya
Dan kau terkesima

Aku raisopopo
Hanya bisa berkata rapopo

Ia tidak menyebutkan siapa yang ia maksud dalam puisi itu. Istilah "rapopo" sebelumnya menjadi populer di media sosial. Kata yang berarti "tidak apa-apa" itu kemudian dipopulerkan lagi oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang menjadi bakal calon presiden dari PDI Perjuangan.

Sebelumnya, Fadli pernah membuat puisi berlirik tajam dengan judul "Air Mata Buaya" dan "Sajak Seekor Ikan". Fadli tidak pernah menyebutkan siapa yang ia singgung dalam puisi tersebut. Publik kemudian menghubungkan isi puisi itu dengan PDI Perjuangan.

Politikus PDI-P, Fachmi Habcyi, pernah menanggapinya dengan membuat puisi berjudul "Pemimpin Tanpa Kuda". Fadli membalasnya dengan puisi berjudul "Sandiwara", yang berisi mengenai seseorang yang tidak menepati janji. Ini dibalas lagi oleh Fachmi melalui puisi bertajuk "Rempong".

Ketika ditanya tentang tafsir puisi terbarunya, Fadli hanya tertawa. "Masa saya tafsirkan puisi saya sendiri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com