Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai 22 Jam Geledah DPR, Penyidik KPK Berlalu Lewat Tangga Darurat

Kompas.com - 17/01/2014, 09:12 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menggeledah selama 22 jam, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meninggalkan ruang Sekretariat Komisi VII, Gedung DPR, melalui pintu belakang, Jumat (17/1/2014) pagi. Mereka membawa sejumlah barang hasil penggeledahan.

Kepergian para penyidik ini luput dari pantauan wartawan yang semalaman menunggui penggeledahan itu. Para penyidik menggunakan tangga darurat yang tak terlihat dari tempat para wartawan menunggu, langsung menuju area parkir di basement gedung.

Tersadar para penyidik sudah tak terlihat, para wartawan berupaya memburu penyidik ke area parkir. Sayangnya, usaha itu pun terlambat. Wartawan hanya sempat melihat sejumlah mobil berisi para penyidik dan hasil geledahannya berlalu di depan mata.

Penggeledahan di Gedung DPR dimulai Kamis (16/1/2014) pukul 10.00 WIB, berawal dari ruang kerja Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana di lantai 9 Nomor 0905 Gedung Nusantara I, Kompleks Gedung Parlemen. Setelah sekitar tujuh jam melakukan penggeledahan, penyidik KPK membawa sebuah dus, satu unit desktop komputer, dan sebuah travel bag dari ruangan Sutan.

Selain ruang kerja Sutan, para penyidik KPK juga menggeledah ruang lain di DPR. Di antaranya adalah ruang kerja anggota Komisi VII DPR Tri Yulianto, ruang Sekretariat Fraksi Demokrat, ruang Sekretariat Komisi VII DPR, dan ruang kerja Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Golkar Zainuddin Amali.

Pada Kamis petang, penyidik KPK melanjutkan penggeledahan di ruang server serta ruang Pusat Pengkajian dan Pengolahan Data Informasi (P3DI) DPR. Pada Jumat dini hari, enam penyidik KPK bergerak menyusuri lantai basement dan area parkir Gedung Nusantara I.

Dari situ, para penyidik yang dikawal dua personel Brimob bersenjata laras panjang naik menyusuri tangga darurat menuju lantai 8 di gedung yang sama, dan menuju lantai 13 menggunakan lift barang. Tidak diketahui persis apa yang dicari para penyidik KPK pada dini hari itu.

Tak lama setelah dari lantai 13, enam penyidik KPK nampak menginterogasi seorang laki-laki di dalam ruang Sekretariat Komisi VII DPR. Identitas lelaki itu belum diketahui. Namun dari informasi yang diperoleh dari Pamdal Gedung DPR dan beberapa pegawai kesekretariatan DPR, lelaki yang diinterogasi penyidik KPK itu adalah asisten atau orang terdekat Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar, Zainuddin Amali.

Dari celah-celah jendela kaca di ruang Sekretariat Komisi VII DPR, nampak enam penyidik KPK mengelilingi pria tersebut. Secara bergantian, para penyidik terlihat seperti sedang melontarkan pertanyaan, bahkan beberapa kali sambil menyodorkan secarik kertas atau sebundel dokumen untuk mengonfirmasi sesuatu.

Pria itu berkulit gelap dan berperawakan sedang. Sebelum dicecar pertanyaan, pria inilah yang diminta mengantar penyidik KPK ke beberapa ruangan di Gedung Nusantara I, Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, pada Jumat dini hari. Beberapa penyidik sempat nampak tertidur di atas sofa dan di lantai ruang Sekretariat Komisi VII.

Penggeledahan yang dilakukan KPK dilakukan terkait kasus suap atau pemberian THR pada Sutan Bhatoegana. Sebelumnya, Sutan Bhatoegana disebut menerima uang 200.000 dollar AS dari mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, sebagaimana dakwaan Rudi yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (7/1/2014).

Jaksa Riyono menjelaskan, uang yang diserahkan ke Sutan merupakan bagian dari 300.000 dollar AS yang diterima Rudi dari bos Kernel Oil Singapura Widodo Ratanachaitong. "Dari uang 300.000 dollar AS tersebut, menurut terdakwa diberikan kepada Sutan Bhatoegana melalui Tri Yulianto sebesar 200.000 dollar AS di sebuah toko di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan," kata Riyono.

Riyono memaparkan, uang 300.000 dollar AS diterima Rudi dari Deviardi pada 26 Juli 2013 di Gedung Plasa Mandiri Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Adapun Deviardi menerima uang itu dari anak buah Widodo, Simon Gunawan Tanjaya.

Setelah itu, sisa uang tersebut disimpan Rudi dalam safe deposit box Bank Mandiri. Sutan pernah diperiksa KPK terkait dugaan pemberian uang itu. Dia pun membantah Komisi VII DPR meminta tunjangan hari raya (THR) kepada Rudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com