Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Kompas: Golkar Bersaing dalam Satu Ceruk

Kompas.com - 11/01/2014, 17:52 WIB

Namun, kehilangan dukungan Golkar masih terbalaskan dalam jumlah yang relatif sama dari para pendukung baru yang juga berasal dari Hanura, Gerindra, Nasdem, ataupun dalam jumlah yang lebih besar diperoleh dari masuknya para pendukung Demokrat. Hanya saja, secara total sekalipun sirkulasi dukungan tidak defisit, Golkar dihadapkan pada angka pertambahan yang relatif sedikit dengan mobilitas pemilih besar.

Sosok Aburizal menguat

Kedua, rapuhnya dukungan yang terjadi terkait dengan kualitas sosok yang diusung partai ini sebagai presiden. Hasil survei terbaru memang menunjukkan, Aburizal Bakrie, ketua umum partai yang diusung sebagai calon presiden, saat ini masih terbesar pendukungnya. Dari semua responden survei yang mengaku memilih Golkar, sebesar 40 persen memilih Aburizal. Dibandingkan dengan survei sebelumnya (35 persen), tidak terbantahkan jika belakangan ini terjadi penguatan sosok Aburizal dalam tubuh pemilih Golkar. Demikian pula hasil survei menunjukkan, kadar resistansi pemilih terhadap sosok Aburizal relatif menurun sekalipun kurang signifikan.

Akan tetapi, hasil survei juga menunjukkan loyalitas dukungan Aburizal masih rapuh. Hanya 45 persen yang tergolong loyal. Kehadiran sosok Jokowi, misalnya, mampu menyedot 29 persen pendukung Aburizal.

Keberadaan Wiranto, Prabowo, dan Jusuf Kalla juga tidak dapat diremehkan. Tidak kurang dari 14 persen pendukung Aburizal teralihkan oleh ketiga sosok tersebut. Bahkan, ancaman terbesar saat ini justru semakin meningkatnya penetrasi Wiranto bersama Hanura, yang mampu mengalihkan hingga 8 persen pendukung Aburizal.

Yang terjadi pada Golkar dan Aburizal Bakrie sebenarnya juga berlangsung mirip dengan yang terjadi pada para pendukung Partai Hanura, Nasdem, dan Gerindra. Barisan pendukung partai juga tergolong rapuh. Dari sisi luar partai, tarikan magnet Jokowi mampu mengalihkan pendukung Aburizal-Golkar, Wiranto-Hanura, Prabowo-Gerindra, dan juga Nasdem.

Sementara dari sisi internal, setiap sosok calon presiden dihadapkan pada derasnya mobilitas dukungan. Pada akhirnya, partai-partai itu pun berkutat dengan perebutan pengaruh di antara setiap sosok hingga cenderung mempertontonkan kondisi ”saling memakan” dalam ceruk yang sama.

Ketika diperhadapkan pada kalkulasi politik pemilu mendatang, fenomena yang kini berlangsung pada tubuh Golkar menunjukkan betapa terjal jalan yang harus dihadapi. (Bestian Nainggolan/Litbang Kompas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi 'Online'

Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi "Online"

Nasional
Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Nasional
PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

Nasional
Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Nasional
Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Nasional
Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Nasional
Pasca-Peretasan, Aktivitas PDN Diawasi Langsung BSSN

Pasca-Peretasan, Aktivitas PDN Diawasi Langsung BSSN

Nasional
PDN Diretas, Pemerintah Wajibkan Kementerian 'Back Up' Data Berlapis

PDN Diretas, Pemerintah Wajibkan Kementerian "Back Up" Data Berlapis

Nasional
DPR Anggap Menag Salahi Aturan, Komisi VIII Dorong Pembentukan Pansus

DPR Anggap Menag Salahi Aturan, Komisi VIII Dorong Pembentukan Pansus

Nasional
Setelah PKS Ngotot Usung Sohibul Iman, PDI-P-PKB Siapkan Andika Jadi Alternatif Pendamping Anies

Setelah PKS Ngotot Usung Sohibul Iman, PDI-P-PKB Siapkan Andika Jadi Alternatif Pendamping Anies

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pemerintah Temukan Biang Kerok Peretasan PDN | Perdebatan Sekjen PKS Vs Kaesang

[POPULER NASIONAL] Pemerintah Temukan Biang Kerok Peretasan PDN | Perdebatan Sekjen PKS Vs Kaesang

Nasional
Agar Tak Ada Haji Colongan, DPR Usul Masa Berlaku Visa Umrah, Kunjungan, dan Ziarah Dikurangi

Agar Tak Ada Haji Colongan, DPR Usul Masa Berlaku Visa Umrah, Kunjungan, dan Ziarah Dikurangi

Nasional
Kontras Sebut 7 Polisi Tewas dalam Konflik OPM di Papua Setahun Terakhir

Kontras Sebut 7 Polisi Tewas dalam Konflik OPM di Papua Setahun Terakhir

Nasional
Tanggal 4 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com