Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Duga Ada Pemalsuan Dokumen C1 Terkait Kasus Akil

Kompas.com - 10/12/2013, 08:36 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencium adanya praktik pemalsuan dokumen C1 KWK (rincian hasil perhitungan suara) terkait sengketa pemilihan kepala daerah yang ditangani mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.

"Yang itu kami dapat, cuma kami belum menguji itu karena kan yang fokus konsentrasinya KPK apakah tuduhan kita sesuai sprindik bisa dibuktikan. Ini belum diuji ya," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Jakarta, Senin (9/12/2013), saat ditanya apakah KPK menduga adanya pemalsuan dokumen tersebut.

Namun, jika benar ada pemalsuan, KPK kemungkinan akan menyerahkan masalah tersebut kepada kepolisian atau Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut Bambang, KPK tidak memiliki kewenangan untuk menguji dugaan pemalsuan dokumen C1 tersebut.

"Cuma memang itu untuk mengamankan sistem informasi jadi penting, dokumen itu bagian dari sistem," tambahnya.

Saat dikonfirmasi apakah pemalsuan dokumen itu diduga dilakukan orang dekat Akil yang bernama Muchtar Effendi, Bambang mengatakan bahwa penelusuran KPK belum sampai ke sana.

"Kami belum sampai ke situ, kalau betul main di C1, bahaya betul. Bayangin saja kalau C1 itu bisa dipalsu karena itu kan di dalam dokumen pemilu. Itu sangat penting, selalu dipakai untuk konfirmasi jumlah suara," tutur Bambang.

KPK menetapkan Akil sebagai tersangka dalam tiga kasus, yakni dugaan penerimaan suap terkait sengketa Pilkada Lebak dan Gunung Mas, penerimaan gratifikasi terkait perkara yang pernah ditanganinya di MK, dan dugaan tindak pidana pencucian uang. Terkait penyidikan kasus ini, KPK sudah beberapa kali memeriksa Muchtar.

Saat memenuhi panggilan pemeriksaan KPK beberapa waktu lalu, Muchtar mengaku dimodali Akil untuk membuka sejumlah usaha, di antaranya jual beli mobil, perikanan, dan konveksi. Hingga Jumat (31/11/2013), KPK menyita 31 mobil terkait kasus Akil. Sebanyak 26 di antaranya diduga berkaitan dengan Muchtar. Mobil-mobil itu disita KPK dari Cempaka Putih, Jakarta, Depok, dan sebuah tempat yang mirip showroom mobil di Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Linta Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Linta Sempat Macet

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com