"Kalau Gerindra sudah berketetapan mencalonkan Pak Prabowo jadi capres, dan itu sebabnya Gerindra berusaha mengonsolidasi diri dengan membangun basis kader di daerah untuk bisa memuluskan pencalonan Pak Prabowo. Jadi, belum pernah terpikir pada kita untuk menjadikan Pak Prabowo jadi calon wakil presiden," ujar Martin saat dihubungi, Jumat (13/9/2013).
Dia menambahkan, saat ini, figur yang diharapkan masyarakat memimpin Indonesia lima tahun ke depan adalah sosok yang memiliki ketegasan dan keberanian untuk mengambil keputusan.
"Dan figur seperti ini yang bisa mengatasi krisis dan persoalan bangsa ke depan, seperti Pak Prabowo yang menjadi presiden mendatang tidak akan pernah ada petrus jilid 2 seperti yang sekarang ini," imbuh Martin.
Dia menyadari, saat ini memang banyak pihak mendorong agar Jokowi segera maju sebagai capres pada Pemilu 2014. Hal ini, kata Martin, akan menjadi pertimbangan Gerindra yang sempat membuat kesepakatan dengan PDI Perjuangan pada Pemilu 2009 lalu.
Pada pemilu lalu, Gerindra sepakat berkoalisi dengan PDI Perjuangan dengan mengusung Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto. Di dalam perjanjian itu, disebutkan PDI Perjuangan akan mendukung Prabowo sebagai capres meski hal ini dibantah oleh sejumlah pengurus PDI Perjuangan.
Nama 6 cawapres
Seperti diberitakan, selain memunculkan sinyal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi akan diusung sebagai calon presiden, Rapat Kerja Nasional III Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, akhir pekan lalu, juga memunculkan enam nama calon pendamping Jokowi.
"Dari internal, ada Wakil Ketua DPR Pramono Anung, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, dan Kepala Ruang Situasi PDI-P Prananda Prabowo. Dari luar partai, ada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD," kata anggota DPR dari PDI-P, Hendrawan Supratikno, Kamis (12/9/2013), di Jakarta.
Hanya, menurut Hendrawan, enam nama tersebut masih bersifat sementara dan sangat mungkin berubah. Namun, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo melihat pernyataan Hendrawan baru sebatas wacana.
"Wacana kan biasa saja.Tunggu saja, kan masih lama," kata Tjahjo dalam pesan singkat yang diterima, Jumat siang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.