Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Priyo: Ada Pimpinan Teras Golkar yang Gerakkan Pemberitaan

Kompas.com - 03/06/2013, 14:48 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso mengaku mendapat tekanan yang cukup kuat dari internal maupun eksternal Partai Golkar. Menurut Priyo, ada beberapa pejabat teras Partai Golkar yang sengaja terus menggerakkan pemberitaan terkait dirinya.

"Saya agak sedih teman-teman di dalam (Golkar), ada segelintir pimpinan teras yang seperti sengaja menggerakkan pemberitaan," kata Priyo, di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/6/2013).

Ia secara terbuka menyatakan mempersilakan jika ada yang ingin menggantikan posisinya baik di DPR maupun kepengurusan Golkar. Apalagi, kata dia, jabatannya sebagai pimpinan DPR hanya tinggal satu tahun lagi.

"Tapi caranya yang baik, tidak harus dengan cara seperti ini. Apalagi, saya selama ini orang baik, santun. Saya tahu betul masalah ini, ini risiko saya. Tapi tetap ada tata kramalah kalau ada teman (terkena masalah). Ya minimal doalah. Jangan justru dorong-dorong ada aspek pemberitaan," kata Priyo.

Priyo kembali menegaskan tidak terlibat dalam terlibat kasus dugaan korupsi proyek Al Quran dan laboratorium di Kementerian Agama. Ia mengaku siap jika diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Sebenarnya kalau boleh, saya agak keberatan (diperiksa KPK). Tapi kalau KPK tetap memanggil saya, saya harus siap dan patuh," pungkas Priyo.

Seperti diberitakan, nama Priyo muncul dalam rekaman sadapan yang diputar di sidang terdakwa Zulkarnaen Djabar dan putranya, Dendy Prasetya, di Pengadilan Tipikor Jakarta. Nama Priyo disingkat PBS. Belakangan, nama Priyo disebut hanya dicatut.

Adapula catatan tangan yang berisi Priyo mendapat jatah fee dari proyek sebesar 1 persen. Ada pula lima pihak lain, yakni Senayan (Zulkarnaen) sebesar 6 persen, Vasco Ruseimy 2 persen, kantor 0,5 persen, Fahd 3,25 persen, dan Dendy 2,25 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com