Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Demokrat Masih Bela Anas

Kompas.com - 08/02/2013, 13:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kisruh yang terjadi di internal Partai Demokrat semakin "panas" menjelang pertemuan Majelis Tinggi Partai Demokrat di kediaman Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (8/2/2013) malam ini. Rapat ini kemungkinan akan menentukan arah Demokrat setelah elektabilitasnya terus merosot.

Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Majelis Tinggi, sudah mengumpulkan para menteri Demokrat untuk dimintai pandangannya tentang situasi yang tengah terjadi di Demokrat. Di rumah Anas, sejumlah politisi Demokrat pun terus berdatangan. Di antaranya Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok. Manuver pun sudah dilancarkan melalui Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua yang membuka peluang adanya pergantian pengurus Partai Demokrat sebagai upaya penyelamatan partai.

Namun, Anas bukannya tanpa pendukung. Di tingkat DPP pun, Anas masih memiliki pendukung.

"Kalau ada suara untuk KLB ya diikuti saja. Tapi ya harus diingat, kalau cuma elektabilitas rendah, masih ada yang lebih rendah. Saya mengikuti Ketua Umum, kenapa harus kesurupan soal survei," ujar Sekretaris Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum DPP Partai Demokrat, Carrel Ticualu, Jumat siang, saat dihubungi wartawan.

Menurut Carrel, hasil survei yang menunjukkan penurunan elektabilitas Demokrat seharusnya bisa menambah soliditas partai. "Menteri menyampaikan keluar kan keliru. Sekarang kan jadi polemik," kata Carrel.

Pernyataannya itu menyoroti Menteri ESDM Jero Wacik, yang juga Sekretaris Dewan Pembina Demokrat. Jero sempat menyatakan meminta Anas Mundur. Carrel mengatakan, pergantian hanya bisa dilakukan jika Anas dinyatakan tersangka kasus hukum. Namun, jika hanya persoalan elektabilitas, menurutnya, hal itu bukan kesalahan ketua umum semata.

"Kinerja pemerintah menjadi salah satu faktor naik atau turun. Kalau disalahkan ketua umum saya juga tidak terima," kata dia.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Demokrat "Terjun" Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Nasional
    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    Nasional
    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Nasional
    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Nasional
    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Nasional
    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Nasional
    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Nasional
    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com