Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nunun Nurbaeti: Ini Pak Chandra, Ya...

Kompas.com - 11/12/2011, 08:22 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelarian Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap cek perjalanan untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2004, akhirnya berakhir di sebuah rumah sewa di Bangkok, Thailand. Polisi Thailand mendeteksi keberadaan Nunun dan memberi tahu Komisi Pemberantasan Korupsi.

Jejak istri mantan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal (Purn) Adang Daradjatun itu tercium berada di Bangkok beberapa hari lalu. Kamis (8/12), tim penyidik KPK ke Bangkok untuk memastikan jati diri Nunun yang ditahan polisi Thailand sejak Rabu malam. Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah menerima kabar penangkapan Nunun saat berada di Amsterdam dan langsung ke Bangkok.

Hari Jumat, Duta Besar Republik Indonesia M Hatta diberi tahu soal penangkapan itu sehingga menyiapkan surat perjalanan laksana paspor (SPLP) bagi Nunun. Paspor Nunun dicabut Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Polisi Thailand mengantarkan Nunun ke Bandara Swarnabhumi, Sabtu, dan diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia. ”Di atas pesawat Garuda secara resmi Nunun ditangkap KPK,” ungkap Chandra kepada Kompas.

Seperti dikisahkan Chandra, di dalam pesawat, Nunun mengenali Chandra. Ia berkata, ”Ini Pak Chandra, ya.” Chandra mengaku tak banyak berkomunikasi dengan Nunun, selain bertanya bagaimana kabarnya.

Di rumah sewa, Nunun dikabarkan tak seorang diri. Ada orang lain, tetapi belum diketahui siapa orang yang menemani Nunun. Ditangkapnya Nunun diharapkan bisa mengungkap tuntas kasus cek perjalanan yang diduga terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004, yang dimenangi Miranda S Goeltom. Sejumlah anggota DPR periode 1999-2004 kini dipenjara karena dinyatakan terbukti menerima suap cek perjalanan itu.

Kaburnya Nunun dikategorikan sebagai kasus besar yang diharuskan dituntaskan KPK. Ketua KPK terpilih Abraham Samad menjanjikan akan menangkap Nunun dalam masa jabatannya. Namun, Nunun dapat ditangkap oleh pimpinan KPK lama, yang akan mengakhiri masa tugasnya seminggu lagi.

Penangkapan ini tak sepenuhnya mengejutkan sebab, dua bulan lalu, seorang pimpinan KPK memperlihatkan foto tiga rumah dan apartemen yang diduga menjadi tempat tinggal Nunun selama di Bangkok. Ada juga orang asing yang diduga menjadi pelindung Nunun selama melarikan diri. Foto itu diambil di Bangkok serta di sebuah restoran di Jakarta.

Ketua KPK Busyro Muqoddas mengakui, ada kekuatan besar yang melindungi Nunun. Nunun ditangkap di sebuah rumah mewah di Distrik Saphan Sung, Bangkok. Nunun pun bisa dibawa pulang. (bil/bdm)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Loyalitas Pegawai KPK Dikeluhkan, Rekrutmen Independen Patut Dipertimbangkan

    Loyalitas Pegawai KPK Dikeluhkan, Rekrutmen Independen Patut Dipertimbangkan

    Nasional
    KPK Mesti Lakukan Terobosan Supaya Pegawai Independen dan Loyal

    KPK Mesti Lakukan Terobosan Supaya Pegawai Independen dan Loyal

    Nasional
    Belum Lirik Sandiaga, PKB Masih Prioritaskan Marzuki Mustamar untuk Pilkada Jatim

    Belum Lirik Sandiaga, PKB Masih Prioritaskan Marzuki Mustamar untuk Pilkada Jatim

    Nasional
    Menkes Sebut Dokter Asing Didatangkan untuk Selamatkan Bayi Kelainan Jantung

    Menkes Sebut Dokter Asing Didatangkan untuk Selamatkan Bayi Kelainan Jantung

    Nasional
    MKD Sebut Perputaran Dana Dugaan Judi Online di DPR Capai Rp 1,9 Miiar

    MKD Sebut Perputaran Dana Dugaan Judi Online di DPR Capai Rp 1,9 Miiar

    Nasional
    DPR Desak Kapolri Buka Lagi Kasus Afif yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

    DPR Desak Kapolri Buka Lagi Kasus Afif yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

    Nasional
    Bantah KPK, Kejagung: Kami Terbuka Jalankan Fungsi Koordinasi dan Supervisi

    Bantah KPK, Kejagung: Kami Terbuka Jalankan Fungsi Koordinasi dan Supervisi

    Nasional
    Soal Revisi UU Polri, Pengawasan Eksternal Harusnya Ditingkatkan lewat Dewan Kepolisian Nasional

    Soal Revisi UU Polri, Pengawasan Eksternal Harusnya Ditingkatkan lewat Dewan Kepolisian Nasional

    Nasional
    Jokowi, Luhut Hingga Sri Mulyani Bahas Aturan IUPK Batu Bara, Pajaknya Bakal Naik?

    Jokowi, Luhut Hingga Sri Mulyani Bahas Aturan IUPK Batu Bara, Pajaknya Bakal Naik?

    Nasional
    Menkes Akui Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal Dibanding Malaysia, Inefisiensi Penyebabnya

    Menkes Akui Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal Dibanding Malaysia, Inefisiensi Penyebabnya

    Nasional
    Redupnya Politik Buruh di Panggung Elektoral

    Redupnya Politik Buruh di Panggung Elektoral

    Nasional
    DPR Undang Para Eks Mendikbud Bahas Biaya Pendidikan, Anies Tak Hadir

    DPR Undang Para Eks Mendikbud Bahas Biaya Pendidikan, Anies Tak Hadir

    Nasional
    Kapolri: Pengawas Eksternal Juga Monitor Penanganan Kasus Dugaan Penganiayaan AM di Padang

    Kapolri: Pengawas Eksternal Juga Monitor Penanganan Kasus Dugaan Penganiayaan AM di Padang

    Nasional
    Modal 'Hattrick' Menang Pemilu, PDI-P Klaim Paling Siap Hadapi Pilkada

    Modal "Hattrick" Menang Pemilu, PDI-P Klaim Paling Siap Hadapi Pilkada

    Nasional
    60 Orang yang Bekerja di DPR Terindikasi Main Judi Online, 2 di Antaranya Anggota DPR

    60 Orang yang Bekerja di DPR Terindikasi Main Judi Online, 2 di Antaranya Anggota DPR

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com