JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas dinilai membuka ruang untuk bernegosiasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait pemilihan calon pimpinan KPK yang tengah digodok Komisi III DPR.
Penilaian itu disampaikan oleh Ketua Komisi III DPR Benny K Harman di Kompleks DPR, Jakarta, Selasa (15/11/2011), menanggapi pernyataan Busyro bahwa akan ada anggota DPR yang ditetapkan tersangka dalam perkara suap proyek Wisma Atlet SEA Games.
"(Pernyataan) itu memberi kesan Pak Busyro sedang bermain politik, sedang membangun negosiasi untuk dipilih kembali (sebagai Ketua KPK). Omongan Pak Busyro itu sama saja mengancam politisi," kata Benny.
"DPR tidak akan bernegosiasi dengan Pak Busyro. Tidak akan ada tawaran kepada Pak Busyro kalau dia mau tukar guling. Kita tidak mau penegakan hukum dicemari hal-hal bersifat politis," tambah politisi Partai Demokrat itu.
Selain ingin membuka ruang negosiasi, Benny menilai, langkah Busyro itu terkesan ingin meminta pendapat publik bagaimana jika KPK menetapkan anggota DPR sebagai tersangka. Menurut dia, langkah itu salah lantaran akan berakibat pendiktean proses hukum.
Lantaran telanjur terucap, Benny mendesak KPK segera mengumumkan siapa tersangka baru itu. "Pernyataan itu, kan, berarti (proses penyelidikan) sudah final. Jadi tinggal diumumkan saja," pungkas dia.
Seperti diberitakan, Komisi III akan memulai proses uji kepatutan dan kelayakan delapan calon pimpinan KPK pada 21 November 2011. Nantinya, akan dipilih empat capim. Adapun Busyro tak ikut dalam seleksi itu. Namun, Komisi III akan memilih kembali Ketua KPK setelah seleksi selesai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.