JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradatta mempertanyakan mengapa aktivis Pemuda Pancasila dan Ketua Partai Patriot, Yapto S Soerjosoemarno mendapat paket bom buku pada Selasa (15/3/2011) lalu. Padahal, menurut dia, selama ini Yapto merupakan Muslim yang baik dan organisasinya tidak pernah bermusuhan dengan ormas tertentu.
”Kami melihat bahwa bom buku yang diarahkan pada Ulil mungkin saja, masih bisa direka-reka atau diduga-duga dikaitkan dengan paham Islam garis keras yang dituduh sebagai pelaku. Tetapi pada saat yang terima paket bom itu saudara Yapto, kami jadi bingung kenapa Yapto?” ujarnya.
”Sepanjang pengetahuan kami, Yapto tidak pernah ada gesekan dengan ormas Islam mana pun. Bahkan, kami yang sudah biasa menangani kasus teroris, tidak pernah dengar dibicarakan dalam agenda-agenda mereka (orang yang dianggap teroris) yang menyatakan membenci Yapto. Kami bingung apa agenda dan motif pelaku sebenarnya,” kata Mahendradatta dalam jumpa pers di kantor TPM, Rabu (23/03/2011).
Selain menjadi Muslim yang baik, menurut Mahendradatta, secara politis Yapto, yang juga seorang nasionalis dari Partai Patriot, tidak pernah bersinggungan dengan partai politik mana pun. Karena itu, mereka mempertanyakan mengapa paket bom buku ditujukan pada Yapto. Apalagi organisasi Yapto juga sangat menjunjung tinggi Pancasila.
”Saudara Yapto tidak pernah melakukan perbuatan yang diperangi kelompok Islam tertentu, seperti kemaksiatan, Ahmadiyah. Saudara Yapto baik dalam hal politik mana pun. Jadi ini menurut kami mencengangkan,” tuturnya.
Mahendradatta menilai, mungkin ada pihak-pihak yang menggunakan paket bom ini untuk memperkeruh suasana dan mengadu domba Yapto, yang notabene aktivis Pemuda Pancasila, dan ormas-ormas Islam. ”Kami tidak berani menduga-duga. Ini pertanyaan-pertanyaan publik dan kami sendiri. Kenapa Yapto jadi sasaran? Ini kemungkinan ditunggangi oleh orang-orang yang ingin mengadu domba,” ujar Mahendradatta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.