Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Luar Negeri Tetap Berjalan

Kompas.com - 02/11/2010, 13:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Agenda kunjungan kerja luar negeri DPR tetap berjalan, meski kritik terus digulirkan. Di tengah bencana yang melanda negeri, sejumlah fraksi mengeluarkan larangan bagi anggotanya untuk mengikuti kunjungan luar negeri yang diagendakan.

Komisi II sempat menunda perjalanan dinas ke China dan India, demikian pula Badan Legislasi. Namun, dalam pekan ini, dua Pansus RUU tetap bertolak ke beberapa negara. Sayangnya, sampai hari ini, Selasa (2/11/2011), data mengenai siapa saja anggota yang berangkat belum berhasil didapatkan para wartawan parlemen.

Pelacakan data harus melalui proses yang panjang. Dilempar ke sana sini, hingga akhirnya Sekjen DPR Nining Indra Saleh bersedia memberikan keterangan mengenai Pansus mana saja yang tetap jalan dengan agendanya.

Pansus RUU Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertolak ke Jepang dan Korea Selatan pada 31 Oktober 2010. "RUU OJK ke Korsel dan Jepang, berangkat tanggal 31 Oktober," kata Nining, saat ditemui di ruangannya, Gedung Kesekjenan DPR, Jakarta, hari ini.

Nining mengaku tak berhak mengeluarkan data siapa saja anggota Pansus yang berangkat. "Kami tidak bisa mengeluarkannya, bukan kewenangan kami," tambahnya.

Lainnya, Pansus RUU Rumah Susun juga bertolak ke Moskow, Rusia, pada 1 November kemarin. Sebelumnya, pekan lalu, tepat di hari meletusnya Gunung Merapi dan setelah tsunami Mentawai, tim Pansus RUU Rumah Susun juga melakukan kunjungan kerja ke Italia. "Tapi sudah pulang," kata Nining.

Jumlah anggota yang berangkat, berkisar 10-12 orang. Namun, Pansus RUU OJK, melalui ketuanya Nusron Wahid mengatakan, kunjungan kerja ke Jepang dan Korea Selatan diikuti oleh sekitar 15 anggota Pansus serta sejumlah staf pendamping. Setiap kunjungan mendapatkan anggaran Rp1,7 miliar. "Cukup enggak cukup, anggarannya segitu," kata Nining.

Kesekjenan, kata Nining, hanya mengeluarkan anggaran sesuai plafon yang telah ditetapkan. Bagi komisi dan alat kelengkapan yang menunda atau membatalkan keberangkatan, anggaran akan tetap berada di negara. "Kalau memang enggak berangkat, uangnya enggak dipakai. Uangnya tetap di negara," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com